Yusril membantah Indonesia pacaran dukungan Israel untuk tawaran OECD – Asia & Pasifik

Yusril membantah Indonesia pacaran dukungan Israel untuk tawaran OECD – Asia & Pasifik

Yusril membantah Indonesia pacaran dukungan Israel untuk tawaran OECD – Asia & Pasifik

Menteri Senior dalam Administrasi Presiden Prabowo Subianto telah membantah sebuah laporan yang mengklaim bahwa pertemuan terjadi antara Indonesia dan Israel tahun lalu untuk mengeksplorasi kemungkinan normalisasi hubungan antara kedua negara dengan imbalan dukungan bagi Indonesia untuk bergabung dengan organisasi untuk kerja sama dan pembangunan ekonomi (OECD).

Menteri Koordinasi Hukum, Hak Asasi Manusia, Imigrasi dan Layanan Pemasyarakatan Yusril Ihza Mahendra juga menolak penggunaan istilah “normalisasi ikatan” mengingat bahwa Indonesia dan Israel tidak pernah memiliki hubungan diplomatik.

“Tidak ada pertemuan seperti itu […] Saya pribadi [attended] Pertemuan OECD di Paris pada bulan Maret 2025 dan menyampaikan pidato dengan presiden Guatemala. Tidak ada yang disarankan oleh media Israel, “Yusril dikutip oleh Antara.

Sekretaris Jenderal OECD, Mathias Cormann, dilaporkan telah menegosiasikan komitmen dari Indonesia untuk melunakkan penentangannya terhadap Israel untuk membantu masuknya Indonesia ke OECD, pengelompokan 38 negara maju yang mencakup Israel.

Presiden Prabowo Subianto pada hari Rabu mengatakan Indonesia bersedia mengenali dan membuka hubungan diplomatik dengan Israel jika negara Palestina yang mandiri diakui oleh Tel Aviv.

Berdiri bersama dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron, Prabowo mengatakan keamanan Israel perlu dijamin, dan bahwa Prancis juga akan terus mendukung langkah -langkah menuju kemerdekaan bagi negara Palestina.

Namun, Yusril mengakui bahwa Israel mengajukan tawaran kepada Indonesia tentang dukungannya untuk tawaran Indonesia untuk keanggotaan OECD dengan imbalan dukungan negara tersebut untuk negara Yahudi.

Menteri senior mengatakan para pejabat Indonesia telah menolak proposal itu.

Pernyataan Yusril menggemakan janji Prabowo kepada Macron pada hari Rabu bahwa Israel pertama -tama harus mengakui kenegaraan Palestina sebelum Indonesia akan mempertimbangkan hubungan membuka dengan negara Yahudi.

Secara terpisah, Wakil Ketua Majelis Konsultatif Rakyat (MPR) Eddy Soeparno memuji Presiden Prabowo karena mengulangi komitmen Indonesia untuk kemerdekaan Palestina selama pertemuannya dengan Macron.

“Pernyataan Presiden Prabowo di depan Presiden Macron dan delegasi Prancis sebenarnya merupakan penegasan kembali posisi Indonesia dalam menolak semua bentuk kolonialisme dan penindasan satu negara terhadap negara lain,” kata Eddy, seorang politisi membentuk partai mandat nasional.