PLN memimpin tuduhan dalam memperluas infrastruktur pengisian EV – pengiriman cepat

PLN memimpin tuduhan dalam memperluas infrastruktur pengisian EV – pengiriman cepat

PLN memimpin tuduhan dalam memperluas infrastruktur pengisian EV – pengiriman cepat

Penyedia listrik milik Tate PT PLN mempercepat upayanya untuk memperluas infrastruktur pengisian kendaraan listrik Indonesia (EV), memperkuat peran penting dalam membangun ekosistem EV EV yang berkelanjutan dan dapat diakses di seluruh Kepulauan.

Berbicara di acara Korea Selatan Invest Indonesia 2025 pada 24 April, wakil presiden PT PLN untuk pengembangan produk dan komersialisasi Rudiana Nurhadian menekankan komitmen perusahaan untuk mendorong pertumbuhan infrastruktur pengisian EV dalam mendukung target adopsi EV.

“Ketika Indonesia bekerja menuju mobilitas listrik, PLN memainkan peran penting dalam memastikan ketersediaan dan aksesibilitas stasiun pengisian EV secara nasional,” kata Rudiana. “Melalui kemitraan dan investasi teknologi, kami meletakkan dasar untuk masa depan yang didorong oleh mobilitas listrik.”

Sejak meluncurkan EV Infrastructure Initiative -nya pada tahun 2021, PLN telah membuat langkah yang signifikan dalam mengembangkan jaringan nasional. Pada Maret 2025, PLN telah mendirikan 3.772 stasiun pengisian daya EV publik (SPKLU) untuk kendaraan roda empat, 9.956 untuk roda dua (SPLU), 2.240 stasiun pertukaran baterai (SPBKLU), menandai kemajuan substansial di seberang induksi pengisian daya yang kuat.

PLN telah menyediakan layanan pengisian rumah kepada 33.086 pelanggan dan mengembangkan Super Apps PLN Mobile. Untuk mendorong penggunaannya, pengguna Electric Vehicle (EV) menerima diskon 30% untuk pengisian daya selama jam-jam di luar puncak, dari pukul 10 malam hingga 5 pagi. Selain itu, PLN menawarkan kepada pemilik EV diskon 98% untuk peningkatan kapasitas daya (Tambah Daya) dan diskon hingga 88% dari biaya pemasangan stasiun pengisian rumah.

Penggunaan juga tumbuh dengan cepat. Menurut Rudiana, transaksi SPKLU melonjak 3,5 kali dari tahun 2023 hingga 2024, adopsi kendaraan listrik (EV) di Indonesia terus mendapatkan momentum, sebagaimana tercermin dalam peningkatan signifikan dalam penggunaan SPKLU selama periode liburan Lebaran. Pada tahun 2025, transaksi SPKLU melonjak 4,9 kali dibandingkan dengan periode perayaan yang sama pada tahun 2024. Pertumbuhan dramatis ini menggarisbawahi meningkatnya kepercayaan publik pada infrastruktur EV dan menyoroti peningkatan pergeseran menuju transportasi berkelanjutan.

Di antara tonggak baru -baru ini PLN adalah peluncuran stasiun hub pengisian SPKLU andalannya di Area Rest Km 38B. Hub pengisian daya berkapasitas tinggi ini memiliki sembilan pengisi daya, termasuk delapan unit DC pengisian cepat, berfungsi sebagai model untuk stasiun pengisian EV di masa depan dan memberikan persinggahan yang nyaman untuk pengemudi jarak jauh.

Ke depan, PLN berencana untuk meluncurkan dua stasiun hub pengisian EV pada tahun 2025 untuk lebih menampilkan ekosistem mobilitas listrik yang terintegrasi sepenuhnya. Hub -hub ini akan bertujuan untuk meningkatkan pengalaman pengguna, keamanan, dan keandalan, sambil memperkuat kepercayaan publik pada EV.

PLN juga mengembangkan platform digital terintegrasi yang dapat merampingkan dan mengoptimalkan semua aspek teknis, komersial, dan hukum untuk meningkatkan efisiensi operasional dan meningkatkan nilai komersial stasiun baterai swap (SPBKLU).

Meskipun demikian, tantangan tetap ada. Rasio EV-to-charger Indonesia saat ini berdiri di 21: 1-jauh di atas praktik terbaik internasional 17: 1. Dengan 3.772 stasiun pengisian daya untuk roda empat yang saat ini dipasang, PLN bertujuan untuk meningkatkan jumlah itu menjadi 5.810 pada akhir 2025 untuk menutup celah dan lebih mendukung semakin banyaknya jumlah pengguna EV.

“Tantangan yang kami hadapi tidak mudah. ​​Membangun infrastruktur pengisian ini membutuhkan investasi yang signifikan. Oleh karena itu, PLN telah membuka kolaborasi seluas mungkin,” kata Rudiana.

Sejak 2020, PLN telah membuka pintunya untuk kemitraan publik-swasta, dengan lebih dari 30 persen fasilitas SPKLU saat ini dibangun melalui kolaborasi strategis. Kemitraan ini membantu mendistribusikan biaya, mempercepat penyebaran, dan membawa inovasi teknologi yang memperkuat infrastruktur EV nasional.

PLN juga telah memperkenalkan berbagai insentif, termasuk biaya koneksi listrik yang berkurang secara signifikan, untuk melakukan investasi di SPKlus lebih menarik bagi investor swasta dan pemilik gedung bertingkat tinggi, sehingga membantu memperluas ketersediaan stasiun pengisian publik, terutama di daerah perkotaan.

Sementara jalur ke depan membutuhkan investasi berkelanjutan dan kolaborasi lintas-sektor, PLN tetap percaya diri dalam kemampuannya untuk memimpin transisi EV Indonesia. “Melalui kemitraan, inovasi, dan komitmen yang kuat terhadap keberlanjutan, PLN bekerja untuk membangun infrastruktur pengisian daya yang dapat diakses, efisien, dan siap di masa depan,” kata Rudiana.

Ketika Indonesia berakselerasi menuju masa depan rendah karbon, inisiatif PLN siap memainkan peran transformatif dalam menjadikan transportasi listrik sebagai pilihan yang layak dan utama bagi jutaan orang di seluruh negara.