Perjuangan Bali Melawan Sampah Plastik Laut – Academia
Perjuangan Bali Melawan Sampah Plastik Laut – Academia
Sebagai destinasi pariwisata prioritas, Bali berada di garis depan dalam upaya Indonesia untuk mempromosikan pariwisata berkelanjutan.
Dengan adanya perhatian nasional terhadap dampak lingkungan yang ditimbulkan pulau ini, terdapat dorongan yang semakin besar untuk menerapkan kebijakan dan kemitraan yang mengurangi sampah plastik, memastikan Bali tetap menjadi model pariwisata ramah lingkungan dan melestarikan keindahan alamnya untuk generasi mendatang.
Pemerintah Bali secara progresif mengembangkan berbagai strategi dan kebijakan untuk menerapkan kawasan pariwisata berkelanjutan. Kebijakan tersebut berkisar dari pengurangan sampah plastik sekali pakai hingga perlindungan danau, mata air, sungai, dan laut.
Untuk mengurangi sampah plastik di Bali, telah dipasang beberapa rak sampah untuk menampung sampah dari sungai-sungai di dekat muara, yang bertujuan untuk mencegah sampah plastik sampai ke laut. Pemerintah juga secara aktif berkolaborasi dengan industri daur ulang untuk mempromosikan daur ulang sampah plastik.
Membuang sampah sembarangan merupakan tantangan pengelolaan sampah di Indonesia. Pemberantasan kebiasaan tersebut memang memerlukan upaya peningkatan kesadaran masyarakat sejak dini, bahwa jenis sampah yang dihasilkan mempunyai karakteristik yang berbeda dengan jenis sampah yang dihasilkan generasi sebelumnya.
Permasalahan sampah plastik yang bocor ke laut akan semakin parah jika sampah tersebut dibuang ke badan air, sungai atau saluran drainase. Sampah yang dibuang ke tanah/pekarangan juga dapat terbawa angin dan limpasan air hingga mencapai badan air.
Pada tahun 2021, sebuah penelitian menunjukkan bahwa Indonesia merupakan penyumbang sampah laut terbesar kelima di dunia. Bank Dunia menyebutkan, khusus di Indonesia, kebocoran plastik ke laut berkisar antara 201.000 hingga 552.300 ton per tahun, dan sebagian besar pengangkutan sampah plastik dilakukan melalui sungai.