abyasa
Perekonomian Vietnam tumbuh 7,4% pada kuartal ketiga – Ekonomi
Perekonomian ietnam tumbuh sebesar 7,4 persen pada kuartal ketiga, menurut data pemerintah pada hari Minggu, meskipun terjadi kerusakan ekonomi yang parah akibat Topan Yagi yang mematikan.
Vietnam menderita kerugian ekonomi sebesar US$3,3 miliar akibat bencana Yagi yang melanda bagian utara negara itu, menyebabkan banjir besar dan 345 kematian.
Tingkat pertumbuhan tersebut merupakan hasil dari “beradaptasi secara efektif terhadap fluktuasi ekonomi global dan mengatasi dampak parah bencana alam”, kata Kantor Statistik Umum (GSO) dalam sebuah pernyataan.
Sektor pertanian, kehutanan dan perikanan khususnya terkena dampak Yagi, kata GSO.
Namun ekspor naik 15,8 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Pemerintah Vietnam menargetkan mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi sebesar 6,8 hingga 7 persen pada tahun 2024.
Setiap hari Senin
Namun Bank Pembangunan Asia (ADB) pada bulan September memperingatkan bahwa “ketegangan geopolitik dan ketidakpastian terkait pemilu Amerika Serikat pada bulan November dapat menyebabkan fragmentasi perdagangan, sehingga berdampak buruk pada ekspor, aktivitas manufaktur, dan lapangan kerja”.
Amerika Serikat adalah pasar ekspor terbesar Vietnam dalam sembilan bulan pertama tahun 2024, menurut GSO.
ADB juga mengatakan bahwa Vietnam masih dalam tahap pemulihan setelah badai tersebut, dan perkiraan angka kerusakan mungkin belum final.
S&P Global Market Intelligence mengatakan bahwa produksi manufaktur turun tajam pada bulan September, dengan turunnya pesanan baru dan perusahaan tidak dapat menyelesaikan atau mengekspor pesanan yang mereka miliki.
ADB memperkirakan pertumbuhan Vietnam pada akhir tahun sebesar 6 persen.
Negara komunis ini telah lama menjadi kisah sukses di kalangan perekonomian Asia dan pada tahun 2022 perekonomiannya tumbuh sebesar 8 persen.
