Pemberontak etnis minoritas dan “Pasukan Pertahanan Rakyat” yang berjuang untuk membatalkan kudeta junta pada tahun 2021 memanfaatkan gelombang serangan besar-besaran yang diluncurkan pada hari Minggu tahun lalu di perbukitan negara bagian Shan yang berdekatan.

Beberapa minggu lalu, warga sempat mendengar suara bentrokan di sepanjang jalan menuju keluar kota terbesar kedua di negara itu.

“Kami takut akan terjadinya pertempuran di sini, namun kami tidak punya tempat untuk bersembunyi,” kata seorang pria yang memiliki toko makanan di dekat pos pemeriksaan dan tidak mau disebutkan namanya karena alasan keamanan.

Operasi 1027, yang dinamai berdasarkan tanggal dimulainya, telah mengusir junta dari wilayah seluas 50.000 km persegi, sebuah wilayah yang kira-kira seluas Bosnia, menurut para analis dan hitungan AFP.

Barang rampasan tersebut mencakup serangkaian kota di sepanjang jalan raya perdagangan yang menguntungkan hingga ke tetangganya di utara, Tiongkok, serta sebagian besar negara bagian Rakhine di bagian barat, yang merupakan rumah bagi pelabuhan laut dalam yang diusulkan didukung Beijing di Samudera Hindia.

Penangkapan Mandalay oleh Inggris pada tahun 1885 mengakhiri kerajaan terakhir Burma yang merdeka dan kekalahannya sekarang akan menjadi pukulan telak bagi junta.

Pejuang dari “Mandalay PDF”, siswa, guru dan pekerja IT yang meninggalkan kota bertahun-tahun lalu untuk bergabung dalam perjuangan melawan junta, sudah berada di Patheingyi, sekitar lima km dari kota, menurut juru bicara kelompok tersebut Osmond.

“Jika kami bisa merebut Mandalay, kami yakin ini akan membawa perubahan besar dalam revolusi kami,” ujarnya melalui telepon dari lokasi yang dirahasiakan.

Bulan lalu, kelompok tak dikenal melancarkan serangan roket ke kota tersebut, merusak beberapa bangunan. Pekan lalu, konsulat Tiongkok dilanda ledakan, yang memicu protes keras dari Beijing, pemasok senjata utama dan sekutu junta.

Seorang penjual buah menunggu pelanggan di pasar malam di Mandalay pada 23 Oktober 2024. Di pinggiran Mandalay, tentara Myanmar yang gugup menjaga pos pemeriksaan hanya beberapa kilometer dari pemberontak yang mengincar bekas ibu kota kerajaan berpenduduk 1,5 juta orang itu. (AFP/-)

Di pusat kota yang ramai dan berdebu, hanya ada sedikit tentara di jalanan dan polisi jarang keluar dari stasiun yang dibarikade dengan beton dan karung pasir.

“Mandalay sama sekali tidak terlindungi dengan baik,” kata seorang mantan politisi lokal, yang juga meminta tidak disebutkan namanya ketika berbicara kepada media. “Ke mana kami bisa pergi jika terjadi perang di Mandalay? Kami hanya harus mati di sini.”

Kartu Tiongkok

Keberhasilan berkelanjutan dari “Operasi 1027” telah mendukung lusinan kelompok PDF yang bermunculan untuk melawan militer, yang kudetanya menjerumuskan negara itu ke dalam perang saudara yang brutal selama lebih dari tiga tahun.

Namun meniru kemajuan yang dicapai di dataran tengah sekitar Mandalay akan menjadi sebuah tantangan, kata analis independen Myanmar David Mathieson kepada AFP.

Medan tersebut merupakan “wilayah utama” bagi junta untuk memaksimalkan keunggulannya dalam kekuatan udara dan artileri, katanya, sementara pertempuran di wilayah perkotaan yang luas merupakan hal yang rumit.

Apakah aliansi pemberontak etnis yang mempelopori “Operasi 1027” akan bergabung dalam serangan terhadap kota tersebut, yang jauh dari basisnya di perbatasan, masih belum jelas.

Dan yang menghadapi pertanyaan itu adalah Tiongkok.

Beijing mempertahankan hubungan dengan kelompok pemberontak etnis yang beroperasi di sepanjang perbatasannya, yang dianggap berguna sebagai pengaruh dalam hubungannya dengan junta. Para analis mengatakan Beijing memberi lampu hijau pada “Operasi 1027” dengan syarat mereka membongkar semua situs penipuan online yang berlokasi di wilayah yang mereka ambil di negara bagian Shan.

Kompleks tersebut biasanya dijalankan oleh warga negara Tiongkok dan dikelola oleh orang-orang dari Tiongkok dan negara-negara lain yang sering diperdagangkan dan dipaksa bekerja dengan menipu rekan senegaranya.

Garis merah

Beijing sekarang berusaha mencegah aliansi tersebut memperoleh lebih banyak keuntungan yang dapat semakin melemahkan junta, kata Jason Tower dari Institut Perdamaian Amerika Serikat.

Menggulingkan militer adalah “garis merah yang jelas” bagi Tiongkok, katanya kepada AFP.

Aliansi pemberontak, yang terdiri dari Tentara Arakan (AA), Tentara Aliansi Demokratik Nasional Myanmar (MNDAA) dan Tentara Pembebasan Nasional Ta’ang (TNLA), tidak menanggapi permintaan komentar AFP.

Para perempuan berjalan melewati barikade keamanan di sebuah jalan di Mandalay pada 24 Oktober 2024. Di pinggiran Mandalay, tentara Myanmar yang gugup menjaga pos pemeriksaan hanya beberapa kilometer dari pemberontak yang mengincar bekas ibu kota kerajaan berpenduduk 1,5 juta orang itu. (AFP/-)

Beijing telah menutup beberapa penyeberangan perbatasan yang memberikan pendapatan bagi kelompok pemberontak, dan memutus pasokan internet, air dan listrik ke daerah-daerah kantong di sepanjang perbatasannya.

Pemimpin Junta Min Aung Hlaing diperkirakan akan mengunjungi Tiongkok bulan depan, yang akan menjadi kunjungan pertamanya ke sekutu terpentingnya sejak kudeta, dan Tower mengatakan bahwa Beijing telah menegaskan bahwa pihaknya ingin militer menang.

Para pejuang PDF Mandalay di dataran luar kota asalnya punya tujuan masing-masing.

“Menangkap Mandalay adalah salah satu tujuan militer kami yang paling strategis,” kata juru bicara Osmond. “Tetapi kami tidak berencana untuk mengungkapkan kapan kami akan melakukan operasi ini.”