Salah satu ciri utama sektor keuangan yang dalam adalah ketersediaan modal investasi jangka panjang. Untuk mencapai hal ini, partisipasi dalam program pensiun dan asuransi harus ditingkatkan; pada saat yang sama, penarikan dini harus dicegah.

Beberapa kemajuan dalam meningkatkan partisipasi pensiun dan asuransi telah terlihat baru-baru ini. Namun, sosialisasi yang lebih luas diperlukan untuk mengatasi resistensi.

Terkait efisiensi, salah satu kendala utama adalah tingginya suku bunga pinjaman. Hal ini disebabkan oleh tingginya suku bunga riil (suku bunga pinjaman dikurangi tingkat inflasi) dan margin perbankan yang besar (perbedaan antara suku bunga deposito dan pinjaman).

Sebagaimana diketahui, margin perbankan di Indonesia termasuk yang tertinggi di dunia. Dampaknya adalah inefisiensi dan rendahnya daya saing dalam perekonomian. Meskipun inflasi Indonesia saat ini rendah, mengapa tingkat suku bunga riil masih sangat tinggi? Jawabannya terletak pada amanat Bank Indonesia (BI) untuk menstabilkan rupiah.

Dengan lingkungan suku bunga global yang tinggi, bank sentral harus menjaga suku bunga riil tetap tinggi untuk menstabilkan mata uang. Apa yang bisa meringankan beban bank sentral? Salah satu elemen kuncinya adalah repatriasi hasil ekspor. Hal ini akan meningkatkan cadangan devisa yang mempunyai dua dampak: Pertama, memperkuat nilai tukar rupiah; kedua, hal ini akan memberi BI amunisi yang cukup untuk memuluskan fluktuasi mata uang.

Setiap hari Kamis

Baik Anda ingin memperluas wawasan atau terus mengetahui perkembangan terkini, “Viewpoint” adalah sumber sempurna bagi siapa pun yang ingin terlibat dengan isu-isu yang paling penting.

untuk mendaftar buletin kami!

Silakan periksa email Anda untuk berlangganan buletin Anda.

Lihat Buletin Lainnya

Untuk memperkecil margin perbankan, sangat penting untuk mendorong lebih banyak persaingan di sektor perbankan. Meskipun terdapat lebih dari 100 bank komersial, kondisi perbankan Indonesia saat ini mungkin tidak kondusif bagi persaingan yang sehat.