Paus berusia 87 tahun itu, yang sedang menjalani setengah perjalanan 12 hari melintasi kawasan Asia-Pasifik, tampak lincah dan periang saat mengakhiri persinggahan empat hari di Papua Nugini dengan saling berbalas pesan dari para hadirin.

Di akhir sambutan yang direncanakan mengenai masalah yang dihadapi kaum muda, Paus mendorong sekitar 10.000 orang yang berkumpul untuk berulang kali meneriakkan panggilan untuk membantu orang lain.

Di akhir pidatonya di stadion Sir John Guise di Port Moresby, ia juga menyarankan agar orang banyak berdoa, dan mereka khususnya harus berdoa untuknya.

“Pekerjaan ini tidak mudah,” katanya kepada mereka, sambil beralih sebentar dari bahasa Italia ke bahasa Inggris.

Ada kekhawatiran tentang bagaimana seorang lansia yang menggunakan kursi roda akan melakukan perjalanan jarak jauh seperti itu.

Tetapi, setelah beberapa hari di jalan, ia tampaknya mengalahkan ketakutan tersebut.

Mengucapkan terima kasih kepada penonton atas “pertemuan yang indah”, ia meninggalkan stadion di tengah teriakan penonton, “viva santo papa!”.

Paus akan melanjutkan perjalanan pada hari Senin ke ibu kota Timor Leste, Dili.