Menavigasi dinamika global, menemukan peluang ekonomi bagi pemerintahan baru – Akademisi

Menavigasi dinamika global, menemukan peluang ekonomi bagi pemerintahan baru – Akademisi

Ketika dunia sedang bergulat dengan perekonomian yang terfragmentasi yang disebabkan oleh revolusi teknologi, perubahan iklim, pemulihan pandemi, dan ketegangan geopolitik, Indonesia berada pada persimpangan jalan yang sangat penting.

Konflik yang sedang berlangsung di Timur Tengah dan Eropa, ditambah dengan pergeseran dinamika kebijakan industri dan perdagangan di antara negara-negara maju, mengharuskan adanya evaluasi ulang terhadap rantai pasokan global dan regional. Dalam lanskap ini, untuk memulai dan mempertahankan proses pertumbuhan ekonomi, pemerintah semakin fokus pada pengembangan sektor-sektor yang terkait dengan ekonomi digital, energi, ilmu kesehatan dan kehidupan, keberlanjutan, dan infrastruktur penting.

ASEAN tetap menjadi landasan kolaborasi dan integrasi ekonomi regional di Asia, bertindak sebagai pusat penghubung bagi negara-negara anggota dan mitra perdagangan dan investasi mereka yang membentuk evolusi arsitektur perdagangan dan keuangan regional Asia. Posisi ASEAN yang kompetitif secara global dalam rantai nilai global di berbagai sektor industri memungkinkan ASEAN memainkan peran penting dalam meningkatkan perdagangan global, khususnya dalam keterlibatannya dengan sektor bisnis Amerika Serikat.

Para ahli memperkirakan bahwa ASEAN akan menjadi kawasan dengan pertumbuhan tercepat di dunia pada dekade mendatang, didorong oleh investasi asing, daya saing ekspor, kemajuan infrastruktur, dan tren demografi yang mendukung pertumbuhan pasar konsumen yang didorong oleh permintaan domestik. Anggota Dewan Bisnis AS-ASEAN, sebuah organisasi dengan total 180 perusahaan terkemuka di semua sektor utama, mengumumkan komitmen investasi lebih dari US$15 miliar dalam ekosistem digital ASEAN pada paruh pertama tahun 2024. Investasi strategis ini akan fokus pada data pusat-pusat data, cloud hub, dan kabel bawah laut, sehingga meningkatkan proyeksi pertumbuhan ekonomi digital di kawasan ini, yang diperkirakan akan mencapai $1 triliun pada tahun 2030.

Selain itu, negosiasi untuk mengembangkan Perjanjian Kerangka Ekonomi Digital ASEAN (DEFA), yang dimulai pada tahun 2023, memiliki potensi untuk membentuk perjanjian ekonomi digital besar pertama di kawasan secara global. Perjanjian ini akan membahas sembilan elemen inti, termasuk perdagangan digital, e-commerce lintas batas, keamanan siber, identifikasi digital, pembayaran digital, aliran data lintas batas, dan topik-topik baru lainnya.

Dari perspektif ekonomi digital, Indonesia memiliki peluang nyata untuk memanfaatkan teknologi baru guna mendukung Visi Indonesia Emas sebagai bagian dari transformasi ekonomi yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2024-2045. Tiga pilar (i) pemerintahan digital, (ii) ekonomi digital, dan (iii) masyarakat digital yang dituangkan dalam Visi Digital Indonesia 2045 memberikan jalur yang jelas untuk mengembangkan ekosistem digital yang berfokus pada tata kelola data, penelitian dan inovasi, sumber daya manusia digital, dan infrastruktur digital .

Setiap hari Kamis

Baik Anda ingin memperluas wawasan atau terus mengetahui perkembangan terkini, “Viewpoint” adalah sumber sempurna bagi siapa pun yang ingin terlibat dengan isu-isu yang paling penting.

untuk mendaftar buletin kami!

Silakan periksa email Anda untuk berlangganan buletin Anda.

Lihat Buletin Lainnya

Tulang punggung digital yang kuat di Indonesia memerlukan investasi besar pada perangkat keras dan infrastruktur, termasuk pusat data, internet berkecepatan tinggi, dan jaringan 5G. Infrastruktur ini sangat penting untuk konektivitas dasar dan berfungsi sebagai landasan bagi teknologi canggih seperti kecerdasan buatan (AI) dan internet of things (IoT), yang keduanya mengandalkan transmisi data berkecepatan tinggi dan daya komputasi yang besar. Inisiatif konektivitas seperti program Bakti Kominfo dan proyek Satelit Satria sedang berlangsung, yang bertujuan untuk menjembatani kesenjangan digital dan menyediakan akses internet berkecepatan tinggi ke daerah-daerah terpencil.