Korban tewas akibat banjir di Sumbar bertambah menjadi 57 orang dan 22 orang hilang – Kepulauan

Korban tewas akibat banjir di Sumbar bertambah menjadi 57 orang dan 22 orang hilang – Kepulauan

Korban tewas akibat banjir di Sumbar bertambah menjadi 57 orang dan 22 orang hilang – Kepulauan

petugas penyelamat menemukan lebih banyak jenazah pada hari Selasa setelah banjir bandang akhir pekan dan aliran lahar dingin di Sumatera Barat menewaskan sedikitnya 57 orang dan menyebabkan 22 lainnya hilang, kata pejabat provinsi.

Hujan lebat selama berjam-jam menyebabkan batuan vulkanik besar berjatuhan di Gunung Marapi, salah satu gunung berapi paling aktif di Indonesia, hingga ke enam kabupaten di provinsi tersebut pada Sabtu malam, sambil menggenangi jalan, rumah, dan masjid.

“Sampai saat ini, 57 korban ditemukan tewas,” kata Ilham Wahab, pejabat badan mitigasi bencana Sumatera Barat, kepada AFP, sambil menambahkan 22 orang masih hilang.

Para pekerja membersihkan bangunan-bangunan yang rusak setelah banjir, sementara tim penyelamat mengerahkan drone termal untuk membantu pencarian, menggunakan ekskavator dan tangan kosong untuk mencoba menemukan korban selamat di sungai dan puing-puing.

“Untuk tanggap darurat, alat berat telah dikerahkan untuk membersihkan lokasi bencana. Setelah itu, kami akan turun ke tempat pengungsian untuk memastikan masyarakat terdampak terlayani dengan baik,” kata Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto kepada wartawan, Selasa.

Lebih dari 3.300 orang juga telah dievakuasi dari daerah yang terkena dampak, menurut pihak berwenang.

Setiap Senin, Rabu dan Jumat pagi.

Dikirim langsung ke kotak masuk Anda tiga kali seminggu, pengarahan yang dikurasi ini memberikan gambaran singkat tentang isu-isu terpenting hari ini, yang mencakup berbagai topik mulai dari politik hingga budaya dan masyarakat.

untuk mendaftar buletin kami!

Silakan periksa email Anda untuk berlangganan buletin Anda.

Lihat Buletin Lainnya

Mereka memperingatkan jumlah korban tewas bisa bertambah seiring pencarian puluhan orang hilang terus dilakukan.

Pencarian ini mendesak karena tim penyelamat hanya memiliki “waktu emas” yaitu enam hari untuk menemukan korban selamat, kata Suharyanto.

Warga menggambarkan teror pada Sabtu malam sebagai banjir yang membawa material vulkanik dan kayu gelondongan, menggenangi lingkungan mereka dan menghancurkan rumah mereka.

Meli Karmila, ibu satu anak berusia 29 tahun, mengaku bergegas keluar rumah sambil menggendong anak satu-satunya saat banjir melanda, memanjat mobil yang terjebak di rumah lain untuk berlindung di lantai dua rumah tersebut.

“Waktu lihat airnya besar..ya Tuhan. Rasanya mau mati. Disana saya muntah-muntah, sakit maag saya kambuh,” kata Meli kepada AFP, Selasa.

“Rumahku rusak, hancur.”

Lusinan rumah tersapu dan tim penyelamat mengatakan banyak korban ditemukan di dalam atau sekitar sungai terdekat.

Para pekerja bergegas membersihkan dan memperbaiki jembatan yang rusak untuk memudahkan akses ke daerah tersebut.

Meli mengatakan dia melihat rumah-rumah lain hanyut dan kini ingin pindah rumah ke daerah yang lebih aman jauh dari gunung berapi.

“Suami saya kerja jadi supir pikap..sekarang pikap, sepeda motor rusak. Penghasilan keluarga dari situ,” ujarnya.

“Bagaimana lagi kita bisa mencari nafkah? Saya tidak berani tinggal di sini lagi.”

Untuk membantu upaya penyelamatan, pihak berwenang mengatakan mereka akan mengerahkan teknologi modifikasi cuaca yang akan mulai berfungsi mulai Rabu.

Pejabat Indonesia menggunakan istilah teknologi modifikasi cuaca untuk penyemaian awan, dalam hal ini digunakan sebagai upaya untuk membuat awan turun hujan lebih awal dalam upaya melemahkan intensitas curah hujan saat mencapai daerah yang terkena bencana.

“Upaya dilakukan agar awan hujan ini tidak jatuh di lokasi bencana,” kata Kepala Badan Meteorologi Dwikorita Karnawati kepada wartawan.

Pengiriman bantuan dilakukan melalui jalur udara dan darat, yang sebagian memerlukan jembatan darurat, setelah banjir dan aliran lahar dingin memutus sebagian akses jalan di daerah yang paling parah terkena dampaknya, kata Suharyanto.

Juru bicara BNPB Abdul Muhari pada Senin mengatakan 71 rumah hanyut total dan 125 rumah rusak sedang akibat banjir dan aliran lahar dingin.

Lahar dingin, juga dikenal sebagai lahar, adalah material vulkanik seperti abu, pasir, dan kerikil yang terbawa menuruni lereng gunung berapi oleh hujan.

Indonesia rawan longsor dan banjir saat musim hujan.

Pada tahun 2022, sekitar 24.000 orang dievakuasi dan dua anak tewas akibat banjir di Pulau Sumatera. Para penggiat lingkungan hidup menyalahkan penggundulan hutan akibat penebangan kayu sebagai penyebab bencana yang semakin parah.

Pepohonan berperan sebagai pertahanan alami terhadap banjir, memperlambat laju aliran air menuruni bukit dan masuk ke sungai.

Pada bulan Desember, Marapi meletus dan memuntahkan menara abu setinggi 3.000 meter ke langit, lebih tinggi dari gunung berapi itu sendiri.

Sedikitnya 24 pendaki, sebagian besar mahasiswa, tewas akibat letusan tersebut.