Kementerian membela impor nikel untuk menjaga cadangan dalam negeri – Pasar
Kementerian membela impor nikel untuk menjaga cadangan dalam negeri – Pasar
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral membela smelter lokal yang mengimpor bijih nikel, meski sumber daya dalam negeri melimpah.
Kementerian mengatakan keputusan untuk mengirimkan bijih dari negara lain adalah bagian dari strategi bisnis masing-masing perusahaan, dan menambahkan bahwa praktik tersebut memiliki efek samping positif dengan membantu memperluas pasokan mineral penting dalam negeri mengingat cadangan yang semakin menipis.
Mengimpor mineral “memungkinkan kita mendapatkan manfaat dari sumber daya dalam negeri untuk waktu yang lebih lama”, kata wakil menteri energi Yuliot pada hari Senin, seperti dikutip oleh Kumparan.
Data Survei Geologi Amerika Serikat menunjukkan Indonesia memiliki cadangan nikel terbesar di dunia, yaitu 42,3 persen dari total cadangan nikel global atau 55 juta ton.
Pada tahun 2023, negara ini memproduksi 1,8 juta ton nikel, yang merupakan setengah dari produksi global.
Namun, negara tersebut masih mengimpor 7,4 juta ton bijih nikel dan konsentratnya dalam sembilan bulan pertama tahun ini, 97 persen di antaranya berasal dari Filipina, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS).
Direktur Jenderal Pertambangan Batubara dan Mineral Tri Winarno mengatakan pemerintah selalu mengkaji rencana bisnis penambang lokal untuk memastikan bisa memenuhi kebutuhan dalam negeri.