Kekuasaan legislatif Golkar meredup seiring dukungan partai-partai terhadap Prabowo – Politik

Kekuasaan legislatif Golkar meredup seiring dukungan partai-partai terhadap Prabowo – Politik

Muncul pertanyaan apakah pengaruh Golkar, partai politik tertua dan terbesar kedua di Indonesia, telah berkurang setelah partai tersebut gagal mendapatkan kursi tertinggi di lembaga legislatif, Dewan Perwakilan Rakyat, dan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) .

Golkar mempertahankan, dan bahkan meningkatkan, posisinya sebagai partai terbesar kedua di legislatif setelah meningkatkan perolehan suaranya menjadi 15,3 persen pada pemilu legislatif bulan Februari, dari 12,3 persen pada pemilu 2019.

Perolehan suara tersebut juga menjadikan partai tersebut sebagai partai terbesar dalam koalisi yang mungkin berkuasa di pemerintahan baru Prabowo Subianto, melampaui Partai Gerindra milik presiden terpilih yang berada di posisi ketiga di DPR.

Namun, meski memiliki kinerja elektoral yang luar biasa, partai tersebut gagal meraih jabatan ketua DPR dan MPR, dua posisi yang sering dipegang oleh Golkar sejak tahun 1977.

Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Puan Maharani terpilih kembali sebagai Ketua DPR pada hari Selasa setelah anggota parlemen yang baru terpilih dilantik.

Dua hari kemudian, anggota MPR, yang terdiri dari anggota DPR dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD), dengan suara bulat memilih Ahmad Muzani dari Gerindra sebagai ketua MPR yang baru. Anggota DPR dari Golkar, Bambang Soesatyo, menjabat posisi tersebut pada periode sebelumnya dari 2019 hingga 2024.

Setiap Senin, Rabu dan Jumat pagi.

Dikirim langsung ke kotak masuk Anda tiga kali seminggu, pengarahan yang dikurasi ini memberikan gambaran singkat tentang isu-isu terpenting hari ini, yang mencakup berbagai topik mulai dari politik hingga budaya dan masyarakat.

untuk mendaftar buletin kami!

Silakan periksa email Anda untuk berlangganan buletin Anda.

Lihat Buletin Lainnya

Baca juga: Anggota Parlemen Baru Isyaratkan Lanjutkan RUU Kontroversial