Kegembiraan dan harapan umat Katolik Indonesia atas kunjungan Paus Fransiskus – Academia
Kegembiraan dan harapan umat Katolik Indonesia atas kunjungan Paus Fransiskus – Academia
atau berbulan-bulan, sejumlah besar dari hampir 8,6 juta umat Katolik di negara itu telah dengan gembira menunggu kunjungan pemimpin spiritual mereka, Paus Fransiskus. Beberapa, termasuk keluarga saya, berharap untuk menerima berkat Paus secara langsung, tidak peduli seberapa jauh impian mereka.
Bagi kelompok minoritas, kunjungan Paus merupakan momen untuk menunjukkan kepada rekan-rekan Muslim mereka kebenaran doktrin “100 persen Katolik, 100 persen Indonesia”, yang dicetuskan oleh uskup asli pertama Indonesia, Albertus Soegijapranata.
Menurut data resmi bulan Februari, umat Katolik berjumlah 3,1 persen dari 280,7 juta penduduk negara tersebut, sementara umat Islam berjumlah 87,2 persen, Protestan 6,9 persen, dan Hindu 1,7 persen.
Gereja Katolik di Indonesia terdiri dari 10 keuskupan agung dan 37 keuskupan, yang membentuk 10 provinsi gerejawi. Gereja juga memiliki ordinariat militer. Kehadirannya lebih terlihat di provinsi-provinsi timur, seperti di Papua, Sulawesi, Kalimantan, dan Nusa Tenggara Timur.
Keluarga saya, khususnya istri saya, termasuk umat Katolik Indonesia yang berharap Paus akan mendoakan kami secara langsung. Istri saya, yang telah menggunakan kursi roda selama 23 tahun terakhir setelah operasi yang gagal pada bulan Mei 2001, mengharapkan keajaiban selama kunjungan kepausan ini, tetapi dia tidak yakin itu akan terjadi karena dia tidak memiliki kesempatan untuk mendekati Paus.
Paus akan memimpin kebaktian jemaat di Stadion Utama Gelora Bung Karno pada hari Kamis untuk mengakhiri kunjungan tiga harinya di Jakarta.
Banyak umat Katolik bermimpi mengunjungi Basilika Santo Petrus di Vatikan dan bertemu dengan Paus, serta melakukan ziarah ke Yerusalem, tempat Yesus tinggal dan disalib. Perjalanan ini seperti ziarah haji bagi umat Islam.