'Kami tidak proteksionis', kami 'logis': Prabowo – Regulasi

'Kami tidak proteksionis', kami 'logis': Prabowo – Regulasi

'Kami tidak proteksionis', kami 'logis': Prabowo – Regulasi

calon presiden terpilih, Prabowo Subianto, membela pembatasan ekspor bahan mentah utama yang dilakukan Presiden Joko “Jokowi” Widodo untuk mendorong pengembangan industri hilir, dengan mengatakan bahwa negara tersebut hanya melindungi kepentingannya sendiri.

Berbicara di Forum Ekonomi Qatar, Prabowo mengatakan kritik terhadap kebijakan hilirisasi batubara, minyak sawit, dan nikel di Indonesia adalah tindakan yang tidak tepat dan menegaskan bahwa semua negara setidaknya akan mempertahankan beberapa pembatasan perdagangan.

“Kami tidak proteksionis. Apa yang kami lakukan ini sangat logis. Setiap negara di dunia akan memperjuangkan atau melindungi kepentingan nasional rakyatnya,” kata Prabowo dalam diskusi tersebut.

Prabowo menanggapi pertanyaan moderator, Haslinda Amin dari Bloomberg, yang mengatakan Indonesia telah mengadopsi “kebijakan proteksionis” di bawah pemerintahan Jokowi.

Mantan jenderal militer berusia 72 tahun ini mengatakan kebijakan hilirisasi diperlukan agar Indonesia bisa melakukan industrialisasi lebih cepat.

“Kita tidak akan menjadi masyarakat industri maju jika kita hanya menjadi produsen bahan mentah saja,” kata Prabowo.

Setiap Senin

Dengan wawancara eksklusif dan liputan mendalam mengenai isu-isu bisnis paling mendesak di kawasan ini, “Prospek” adalah sumber yang tepat untuk tetap menjadi yang terdepan dalam lanskap bisnis Indonesia yang berkembang pesat.

untuk mendaftar buletin kami!

Silakan periksa email Anda untuk berlangganan buletin Anda.

Lihat Buletin Lainnya

Menjelang pemilihan presiden pada tanggal 14 Februari, Prabowo berjanji untuk melanjutkan upaya mengembangkan industri hilir dan membangun ibu kota baru, yang merupakan dua kebijakan khas Presiden Jokowi.

Jokowi mengatakan, kebijakan hilirisasi merupakan landasan upaya Indonesia untuk menjadi salah satu negara dengan perekonomian terbesar di dunia pada tahun 2045, dengan target pendapatan per kapita sebesar US$25.000.

Pendapatan nasional bruto per kapita Indonesia adalah $4.580 pada tahun 2022, menurut data Bank Dunia.

Presiden memuji keberhasilan larangan ekspor bijih nikel yang menurutnya telah membantu industri peleburan nikel tumbuh signifikan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia.