Jokowi Panggil Sri Mulyani di Tengah Masalah Bea Cukai dan APBN – Ekonomi

Jokowi Panggil Sri Mulyani di Tengah Masalah Bea Cukai dan APBN – Ekonomi

Jokowi Panggil Sri Mulyani di Tengah Masalah Bea Cukai dan APBN – Ekonomi

warga Joko “Jokowi” Widodo memanggil Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati pada hari Rabu di tengah keributan publik mengenai layanan bea cukai, dan untuk membahas pembahasan anggaran negara untuk pemerintahan berikutnya di bawah presiden terpilih Prabowo Subianto.

Kantor Bea dan Cukai yang berada di bawah naungan kementerian menjadi sasaran kecaman di media sosial karena mengenakan pajak dalam jumlah besar tanpa pedoman yang jelas terhadap barang impor yang dibawa oleh penumpang maskapai penerbangan atau dikirim dari luar negeri.

Baru-baru ini diberitakan, puluhan papan ketik braille milik sebuah perusahaan asal Korea Selatan terdampar selama hampir dua tahun di bandara hanya karena calon penerima barang, sebuah sekolah untuk siswa tunanetra di Jakarta Selatan, tidak mampu membayar lebih dari Rp 100. juta (US$6.278) bea dan pajak ke kantor bea cukai.

Kasus lain, seorang pria dikenai pajak sebesar Rp 31 juta atas sepatu senilai Rp 10 juta yang dibeli melalui e-commerce.

Sri Mulyani mengatakan dia menjelaskan kepada Presiden tentang “kasus virus” dan bagaimana kementeriannya terus meningkatkan layanan bea cukai.

Baca juga:

Dunia usaha menyerukan amandemen terhadap pembatasan impor yang sudah direvisi

Setiap Senin

Dengan wawancara eksklusif dan liputan mendalam mengenai isu-isu bisnis paling mendesak di kawasan ini, “Prospek” adalah sumber yang tepat untuk tetap menjadi yang terdepan dalam lanskap bisnis Indonesia yang berkembang pesat.

untuk mendaftar buletin kami!

Silakan periksa email Anda untuk berlangganan buletin Anda.

Lihat Buletin Lainnya

Menteri Keuangan yang baru saja selesai berkunjung ke Eropa ini juga mengatakan, ia melaporkan kondisi perekonomian global terkini kepada Presiden berdasarkan pertemuannya dengan beberapa organisasi internasional, antara lain Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) dan Asian Development. Bank, dan bagaimana kondisi tersebut akan mempengaruhi APBN tahun depan.