Jokowi akan mendarat pertama kalinya di bandara baru di Nusantara – Archipelago
Jokowi akan mendarat pertama kalinya di bandara baru di Nusantara – Archipelago
Warga Joko “Jokowi” Widodo melakukan pendaratan pertamanya di bandara baru di ibu kota masa depan Nusantara di Kalimantan Timur pada hari Selasa, terbang dengan pesawat kepresidenan kecil setelah kunjungan dari Pontianak, Kalimantan Barat.
Kepala Biro Protokol Sekretariat Presiden Yusuf Permana mengatakan, Jokowi dijadwalkan terbang menggunakan pesawat kepresidenan BAe 146 menuju Nusantara usai meresmikan pabrik smelter grade alumina (SGAR) milik PT Borneo Alumina Indonesia di Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat.
Pesawat kepresidenan, BAe 146-200, yang dikembangkan lebih lanjut menjadi Avro RJ85, adalah pesawat jarak pendek bermesin empat yang dibuat oleh British Aerospace.
Pesawat yang pertama kali diperkenalkan pada tahun 1983 ini dikenal karena kemampuannya lepas landas dan mendarat di landasan pacu pendek, dengan kapasitas 85 hingga 100 penumpang dan jangkauan maksimum 3.650 kilometer.
Bandara di Nusantara memiliki landasan pacu sepanjang 2.200 meter dan lebar 30 m. Landasan pacu tersebut juga memiliki dimensi bahu landasan 7,5 m dan jalur penghubung (taxiway) sepanjang 153 x 23 m.
Panjang landasan pacu lebih dari cukup untuk Bae-146, yang membutuhkan jarak lepas landas 1.390 m dengan berat lepas landas maksimum (MTOW) 42.184 kilogram. Jarak pendaratan pesawat adalah 1.190 m.
Namun, bandara tersebut masih belum mampu menampung pesawat kepresidenan utama, Boeing Business Jet 2 (BBJ2), yang didasarkan pada Boeing 737-800 Generasi Berikutnya.
Boeing 737-800 memiliki MTOW 79.000 kg, jarak lepas landas 2.300 m, dan jarak pendaratan 2.000 m.
Sebelum pendaratan perdana Jokowi di bandara baru tersebut, Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal Madya Mohamad Tonny Harjono, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono yang juga menjabat sebagai Pelaksana Tugas Kepala Badan Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) dan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi telah melakukan uji coba lepas landas dan mendarat selama dua minggu terakhir.
Angkatan Udara menguji bandara tersebut pada tiga kesempatan terpisah menggunakan tiga jenis pesawat berbeda.
Pesawat angkut ringan CASA 212 dengan nomor ekor A-2104 melakukan uji coba pertama pada 14 September, diikuti oleh pesawat angkut sedang CN-295 dengan nomor ekor A-2905 pada 15 September. Uji coba terakhir menggunakan pesawat angkut berat C-130 Hercules dengan nomor ekor A-1338 pada 20 September.
Angkatan Udara mengatakan bahwa kualitas aspal landasan pacu memenuhi persyaratan yang diperlukan karena timnya mampu menghentikan pesawat mereka dengan konfigurasi standar.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Wakil Menteri Agraria dan Tata Ruang Raja Juli Antoni beserta rombongan turut menjajal bandara baru tersebut menggunakan pesawat jet bisnis Cessna Citation Longitude pada 19 September. Itu merupakan pesawat jet pertama yang mendarat di bandara tersebut.
Budi menambahkan, tahapan verifikasi dan kalibrasi bandara telah selesai dilakukan beberapa hari sebelum pesawat jet bisnis itu mendarat perdana. Hasilnya memenuhi standar keamanan dan keselamatan penerbangan, katanya.
Penerbangan pembuktian pertama dilakukan pada 25 Agustus menggunakan pesawat turboprop ganda Beechcraft King Air 200 GT. Pesawat kalibrasi dioperasikan oleh Badan Kalibrasi Sarana Penerbangan Kementerian Perhubungan. (jan/nvn)