Jawa Barat juga mengirim orang dewasa ‘tidak biasa’ ke barak militer – Kepulauan

Jawa Barat juga mengirim orang dewasa ‘tidak biasa’ ke barak militer – Kepulauan

Pemerintahan Jawa Barat telah meluncurkan rencana kontroversial untuk mengirim “orang dewasa yang tidak dapat diatur” ke barak militer untuk pelatihan pendidikan karakter, memperluas program yang awalnya ditujukan untuk menangani kenakalan siswa.

Gubernur Java Barat Dedi Mulyadi mengumumkan bahwa inisiatif ini akan dimulai pada bulan Juni dan akan menargetkan orang -orang yang “mengganggu ketertiban umum,” seperti pemabuk, preman jalanan, pemeras dan mereka yang merusak iklim investasi di kawasan itu.

“Mereka yang melakukan tindakan kriminal akan dituntut sesuai, sementara mereka yang belum melanggar hukum akan dikirim ke barak militer untuk menjalani pendidikan karakter,” kata Dedi dalam sebuah pernyataan baru -baru ini, seperti dikutip oleh Kompas.

Untuk membantu mengurangi dampak ekonomi pada keluarga peserta, Gubernur Dedi Mulyadi menyatakan bahwa selama program tersebut, peserta akan ditugaskan pekerjaan sebagai pekerja konstruksi, petani, kuli atau pekebun pohon. Pemerintahan Jawa Barat akan memberikan kompensasi kepada mereka atas pekerjaan mereka, dengan pembayaran dikirim langsung ke keluarga mereka.

Sapta Yulianto Dasuki, Sekretaris Kantor Persatuan Nasional dan Politik Java Barat (Kesbangpol), mengatakan pemerintah saat ini sedang mempersiapkan fasilitas yang diperlukan untuk mengatur program.

“Kami sedang mempersiapkan segalanya, termasuk menyusun daftar peserta potensial,” katanya.

Setiap hari Senin, Rabu dan Jumat pagi.

Disampaikan langsung ke kotak masuk Anda tiga kali seminggu, briefing yang dikuratori ini memberikan gambaran singkat tentang masalah terpenting hari itu, yang mencakup berbagai topik dari politik hingga budaya dan masyarakat.

Untuk mendaftar buletin kami!

Silakan periksa email Anda untuk langganan buletin Anda.

Lihat lebih banyak buletin

Sejak 2 Mei, beberapa administrasi lokal di Jawa Barat-termasuk Kabupaten Bandung City dan Purwakarta-telah mulai menggunakan pos-pos militer regional untuk menjalankan program pelatihan karakter intensif selama sebulan bagi siswa yang dianggap “sulit untuk disiplin,” terlibat dalam “perilaku berisiko” atau mereka yang dicurigai terlibat dalam kegiatan kriminal.