Jalur kereta api Tiongkok-Laos telah melayani lebih dari 10 juta ton barang sejak dibuka – Ekonomi
Jalur kereta api Tiongkok-Laos telah melayani lebih dari 10 juta ton barang sejak dibuka – Ekonomi
Jalur Kereta Api Tiongkok-Laos telah menangani lebih dari 10 juta ton barang hingga Senin dengan nilai mencapai 40,77 miliar yuan (US$5,76 miliar) sejak dibuka pada 3 Desember 2021, demikian laporan Kantor Berita Xinhua yang mengutip otoritas setempat.
Dalam delapan bulan pertama tahun 2024, total volume pengangkutan jalur tersebut naik 22,8 persen tahun-ke-tahun menjadi 3,58 juta ton, dengan nilai 12,38 miliar yuan, atau naik 56 persen.
Jalur ini sekarang mengangkut sekitar 3.000 jenis barang, naik dari 500 jenis barang pada awalnya, menawarkan jalur yang nyaman untuk mengangkut produk-produk populer seperti barang-barang mekanik dan listrik buatan China serta produk pertanian, serta karet alam dan buah-buahan tropis dari Laos dan Thailand.
Jalur Kereta Api Tiongkok-Laos memiliki efek demonstrasi sekaligus memainkan peran penting dalam mempercepat transportasi kargo, khususnya barang dari Laos dan Thailand, kata Xu Liping, direktur Pusat Studi Asia Tenggara di Akademi Ilmu Sosial Tiongkok, kepada Waktu Global pada hari Rabu.
Selain mendorong integrasi dan konektivitas ekonomi regional, kereta api telah mendorong perekonomian lokal dengan menciptakan lapangan kerja dan memajukan pembangunan industri di banyak sektor mulai manufaktur hingga logistik, menurut Wang Peng, seorang peneliti asosiasi di Akademi Ilmu Sosial Beijing.
Operasional kereta api yang ramai ini dengan jelas menunjukkan hubungan yang terus membaik antara Tiongkok dan ASEAN. Para ahli memperkirakan kerja sama akan semakin erat di sektor-sektor yang sedang berkembang menyusul Pameran Tiongkok-ASEAN mendatang, yang akan diselenggarakan di Nanning, Daerah Otonomi Guangxi Zhuang di Tiongkok Selatan, dari tanggal 24 hingga 28 September.
Wang dan Xu menyoroti potensi kerja sama di berbagai sektor seperti ekonomi digital dan hijau, di tengah kerja sama yang kuat dalam rantai industri dan pasokan.
Terkait ekonomi digital, Xu mengatakan potensi kerja sama dapat dimanfaatkan dalam pembangunan kota pintar dan transformasi digital usaha kecil dan menengah.
Mengenai ekonomi hijau, Wang mengatakan kepada Global Times pada hari Rabu bahwa kedua pihak dapat meningkatkan pertukaran dalam energi baru, perlindungan lingkungan, dan manufaktur hijau.