IHSG naik 1,7%, perbaiki angka 7.100 – Pasar

IHSG naik 1,7%, perbaiki angka 7.100 – Pasar

ia Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (IHSG) ditutup menguat secara signifikan pada hari Senin di tengah pendekatan wait and see yang diterapkan oleh investor menjelang rilis data utama ekonomi global minggu ini.

Indeks Harga Saham Gabungan melonjak 1,7 persen mencapai 7,155.78, sekali lagi menyentuh level psikologis 7,100 setelah ditutup pada 7,036 pada hari Jumat.

Pada akhir perdagangan hari ini, nilai transaksi indeks mencapai sekitar Rp 12 triliun (US$739,43 juta), termasuk 18 miliar saham yang diperdagangkan sebanyak 1 juta kali.

Beberapa sektor yang menopang kenaikan IHSG pada Senin ini adalah sektor kesehatan yang menguat sebesar 4,3 persen, energi sebesar 2,46 persen, bahan baku sebesar 2,35 persen, dan infrastruktur sebesar 1,86 persen. Sedangkan industri dan teknologi naik 1,3 persen dan barang konsumsi primer naik 1,15 persen.

Sejumlah saham menjadi penggerak utama IHSG hari ini yang kembali dipimpin oleh perusahaan energi terbarukan PT Barito Renewables Energy (BREN). Dimiliki konglomerat Prajogo Pangestu, BREN menjadi penopang terbesar IHSG pada sesi I Senin ini dengan mencapai 20,6 poin indeks.

Indeks Harga Saham Gabungan menunjukkan tren kenaikan meski investor asing mencatatkan net sell Rp 2,47 triliun di pasar saham Indonesia sepanjang 22 April hingga Kamis, dengan total Rp 40,04 triliun dalam lima pekan terakhir.

Setiap Senin

Dengan wawancara eksklusif dan liputan mendalam mengenai isu-isu bisnis paling mendesak di kawasan ini, “Prospek” adalah sumber yang tepat untuk tetap menjadi yang terdepan dalam lanskap bisnis Indonesia yang berkembang pesat.

untuk mendaftar buletin kami!

Silakan periksa email Anda untuk berlangganan buletin Anda.

Lihat Buletin Lainnya

Namun hal ini menimbulkan tekanan pada mata uang Indonesia. Investor bersikap hati-hati, menunggu rilis data ekonomi utama global, termasuk keputusan suku bunga Federal Reserve Amerika Serikat.

The Fed diperkirakan akan mempertahankan suku bunga yang relatif tinggi karena tingkat inflasi AS yang kaku sebesar 3,5 persen tahun-ke-tahun (yoy), yang saat ini lebih tinggi dari targetnya sebesar 2 persen.

Jika inflasi AS tetap tinggi, penurunan suku bunga mungkin akan menjadi tantangan tahun ini.