IHSG naik 0,15% dengan kinerja sektoral yang kuat – Pasar
IHSG naik 0,15% dengan kinerja sektoral yang kuat – Pasar
Gabungan Bursa Efek Indonesia (BEI) memulai minggu ini dengan kuat, ditutup pada 7.099,26 pada hari Senin, naik 10,47 poin, atau 0,15 persen, dari sesi perdagangan sebelumnya.
Kenaikan tersebut ditopang oleh enam indeks sektoral yang menguat pada Senin. Secara spesifik, sektor teknologi menguat 1,80 persen, sedangkan sektor energi menguat 0,37 persen.
Sektor barang konsumsi non primer juga naik 0,36 persen, sektor pengangkutan dan logistik naik 0,29 persen, sektor keuangan naik 0,17 persen, dan sektor bahan baku naik tipis 0,07 persen.
Sementara itu, lima sektor melemah seiring penguatan IHSG.
Sektor kesehatan turun 0,58 persen, sektor barang konsumsi primer turun 0,45 persen. Sektor infrastruktur juga terkoreksi 0,30 persen, sedangkan sektor industri terkoreksi 0,22 persen. Sektor properti dan real estate melemah tipis 0,03 persen.
Total volume transaksi bursa mencapai 21,53 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 14,47 triliun (US$898,34 juta).
Total, data menunjukkan 302 saham melemah, 251 saham menguat, dan 233 saham stagnan.
Indeks LQ45 yang mencakup 45 saham teratas berdasarkan kapitalisasi pasar juga mengalami tren positif dengan naik 0,51 persen hingga mencapai 903,33.
Top gainer indeks LQ45 pada Senin ini adalah PT XL Axiata (EXCL) dengan kenaikan 5,24 persen, PT Saratoga Investama Sedaya (SRTG) dengan kenaikan 4,45 persen, dan PT Unilever Indonesia (UNVR) dengan kenaikan 3,52 persen.
Sedangkan yang mengalami top loss pada indeks LQ45 adalah PT Bank Syariah Indonesia (BRIS) dengan penurunan 9,45 persen, PT Indofood CBP Sukses Makmur (ICBP) yang turun 4,41 persen, dan PT Pertamina Geothermal Energy (PGEO) yang turun 4,41 persen. 4,18 persen.
Meskipun Indeks Komposit menunjukkan pertumbuhan pada hari Senin, indeks saham Asia menunjukkan kinerja yang beragam. Indeks Hang Seng naik 0,8 persen di Hong Kong, sedangkan Indeks Straits Times turun 0,2 persen di Singapura. Yang juga turun adalah Indeks Komposit Bursa Efek Shanghai yang turun 0,2 persen, dan Nikkei 225 yang turun 0,1 persen.
Perkembangan tersendiri, Bank Indonesia (BI) melaporkan cadangan devisa pada April sebesar $136,2 miliar, turun dibandingkan posisi bulan sebelumnya sebesar $140,4 miliar.
Meskipun cadangannya menyusut, cadangan tersebut masih berada di atas standar kecukupan internasional, yang biasanya setara dengan impor selama tiga bulan.