Di Bawah Terik Matahari: Pertarungan MotoGP di Mandalika, Negeri Putri – Gaya Hidup
Di Bawah Terik Matahari: Pertarungan MotoGP di Mandalika, Negeri Putri – Gaya Hidup
Masyarakat Lombok menceritakan legenda Putri Mandalika yang cantik dan baik hati, yang dikejar oleh pangeran dari beberapa kerajaan tetangga. Para pelamar yang bersemangat ini berbondong-bondong ke pulau itu, bersaing ketat untuk mendapatkan tangannya.
Setengah milenium berlalu hingga tanggal 29 September, ketika ratusan ribu orang dari seluruh dunia berkumpul di pulau di Nusa Tenggara Barat. Mereka datang bukan untuk menyaksikan royal kontes, melainkan drama beroktan tinggi MotoGP Indonesia 2024 yang berlangsung di Mandalika International Street Circuit di kawasan wisata Mandalika, keduanya diambil dari nama sang putri legendaris.
Balapan sepeda motor menghadirkan sensasi modern di negeri abadi ini dan sangat panas dalam segala hal. Dengan suhu yang melonjak hingga 34 derajat Celcius selama akhir pekan acara dan suhu lintasan melebihi 60 derajat, panas menjadi musuh yang sama besarnya dengan para pengendara.
Setelah memenangkan perlombaan sprint pada 28 September, juara dunia dua kali Francesco “Pecco” Bagnaia dari tim Ducati Lenovo mengakui bahwa ini bukanlah balapan yang mudah, karena suhu merupakan suhu tertinggi yang pernah ditemui di trek ini.
Pembalap Jepang Takaaki Nakagami menggemakan sentimennya, menyebut sirkuit Mandalika “terlalu panas”.
Panas terik bahkan membuat pebalap asal Prancis, Fabio Quartararo, melakukan pendinginan dengan cara yang tidak biasa, yaitu dengan terjun ke tempat sampah berisi air dingin.