Debutante boccia Indonesia perpanjang perolehan medali dengan medali perak kedua – Olahraga
Debutante boccia Indonesia perpanjang perolehan medali dengan medali perak kedua – Olahraga
Atlet boccia Indonesia mengakhiri debut gemilang mereka di Paralimpiade Paris 2024 dengan menyabet medali di keempat kategori yang mereka ikuti, meski gagal meraih hadiah terbesar dalam olahraga tersebut.
Indonesia kalah 7-6 dari Cina dalam pertandingan medali emas beregu campuran BC1/BC2 pada hari Kamis, meskipun tetap memenangkan medali di nomor kursi roda tiga sisi pada percobaan pertama.
Tim tersebut menyabet perak setelah melalui babak penyisihan dan sistem gugur, mengalahkan Belanda, tuan rumah Prancis, Inggris Raya, dan Jepang.
Mereka hanya kalah dari Yan Zhiqiang, Zhang Qi, dan Lan Zhijian dari Tiongkok, yang mendominasi pertandingan final sejak awal untuk mengamankan kemenangan pertama yang bersejarah setelah 28 tahun berkompetisi di kelas tim campuran.
Kendati demikian, Felix Ardi Yudha dari Indonesia tetap menjadi kapten tim campuran untuk meraih medali pertamanya, yang memungkinkan pasangan Gischa Zayana dan Muhamad Afrizal Syafa menambah perolehan medali perak pada medali perunggu yang telah mereka menangkan di nomor individu masing-masing.
Awal minggu ini, Bintang Satria Herlangga berhasil meraih medali perak pertama bagi Indonesia di nomor individu kelas BC2 putra setelah berhadapan dengan peraih medali emas dua kali asal Thailand, Worawut Saengampa.
Boccia adalah salah satu dari dua cabang olahraga Paralimpiade yang tidak ada padanannya di Olimpiade. Awalnya, cabang olahraga ini dikembangkan untuk orang-orang dengan gangguan koordinasi, tetapi kini memiliki beberapa kategori yang mencakup individu dengan berbagai tingkat disabilitas.
Olahraga ini memiliki empat kelas. Atlet BC1 biasanya menggunakan kursi roda elektrik dan atlet BC3 dapat menggunakan tanjakan untuk mendorong bola, dengan pemain di kedua kelas dapat dibantu oleh seseorang yang menjalankan perintah mereka. Atlet BC2 dan BC4 bertanding secara terpisah.
Medali perak boccia pada hari Kamis adalah medali ke-13 bagi Indonesia secara keseluruhan di Olimpiade tahun ini, mengakhiri kampanye nasional yang sukses di mana tim Paralimpiade mengumpulkan lebih banyak medali daripada Olimpiade Tokyo 2021.
Dengan satu medali emas, tujuh perak, dan lima perunggu, Tim Indonesia melampaui ekspektasi untuk menempati posisi ketiga di antara negara-negara Asia Tenggara di Paris setelah Thailand (5-7-9) dan Singapura (2-1-0).
Pebulu tangkis ganda campuran SL3-SU5 berhasil meraih emas pada ajang para-bulu tangkis Leani Ratri Oktila/Hikmat Ramdani setelah mengalahkan rekan senegaranya Khalimatus Sadiyah/Fredy Setiawan di babak final.
Tim para bulu tangkis juga berhasil meraih perak dan perunggu pada nomor perorangan putra SU5, dua perak masing-masing pada nomor perorangan putri SL3 dan SL4, serta satu perunggu pada nomor ganda campuran SH6.
Minggu lalu, Saptoyogo Purnomo meraih medali pertama bagi negaranya di Paris setelah menempati posisi kedua dalam nomor lari cepat 100 meter T37 putra. Ia akan kembali berlomba dalam nomor lari cepat 200 meter T37 putra pada hari Sabtu.
Pada hari Jumat, pebalap para-balap Muhammad Fadli Immanuddin akan berusaha meraih medali di nomor balap jalan raya C4-5 putra. (tjs)