Bio Farma mendapatkan kontrak ekspor vaksin senilai Rp 1,4t untuk tahun 2025 – Perusahaan
Bio Farma mendapatkan kontrak ekspor vaksin senilai Rp 1,4t untuk tahun 2025 – Perusahaan
io Farma telah mendapatkan kontrak senilai Rp 1,4 triliun (US$88,9 juta) untuk mengekspor vaksin, termasuk vaksin polio, difteri, tetanus, dan pertusis, mulai tahun depan.
Kontrak tersebut, yang mencakup setengah dari target tahunan perusahaan sebesar Rp 3 triliun, diperoleh bulan lalu dalam rapat umum tahunan Jaringan Produsen Vaksin Negara Berkembang (DCVMN) di São Paulo, Brasil.
Perusahaan tersebut belum mengungkapkan rincian masing-masing kontrak namun mengklaim bahwa margin untuk pengiriman ekspor biasanya “sangat tinggi”.
Menurut Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, Bio Farma saat ini memegang izin Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk memproduksi 20 vaksin berbeda.
Dengan kapasitas produksi tahunan sebesar 3,1 miliar dosis, perusahaan ini termasuk di antara tujuh produsen vaksin terbesar di dunia.
“Pada tahun 2023, nilai ekspor Bio Farma mencapai Rp 2,9 triliun dengan distribusi global sebanyak 2 miliar dosis vaksin yang menjangkau 700 juta anak di 153 negara. Kami berencana meningkatkan produksi untuk meningkatkan output lima kali lipat selama 10 tahun ke depan di berbagai jenis vaksin,” kata Erick saat konferensi pers, Jumat.
Wakil Direktur Utama Bio Farma Soleh Ayubi menjelaskan bahwa peningkatan kapasitas produksi tidak mungkin dilakukan di fasilitas perusahaan yang berusia 130 tahun di Bandung, Jawa Barat, mengingat keterbatasan lahan dan masalah keamanan karena kedekatannya dengan kawasan pemukiman.