Bandara Nusantara akan dibuka untuk penerbangan komersial, kata Jokowi – Nusantara

Bandara Nusantara akan dibuka untuk penerbangan komersial, kata Jokowi – Nusantara

Bandara baru di calon ibu kota negara Nusantara di Kalimantan Timur itu akan melayani penerbangan komersil berkapasitas jutaan penumpang jika sudah beroperasi, kata Presiden Joko “Jokowi” Widodo.

Jokowi melakukan pendaratan pertamanya pada pukul 16.15 WIB pada hari Selasa, terbang dengan pesawat kepresidenan kecil setelah kunjungan dari Pontianak, Kalimantan Barat. Pesawat itu, BAe 146-200, adalah pesawat jarak pendek bermesin empat buatan British Aerospace.

Setelah mendarat di ibu kota masa depan, presiden yang akan lengser dan akan meninggalkan jabatannya bulan depan, memeriksa fasilitas bandara dan kondisinya sebelum menyampaikan pernyataan kepada wartawan.

“Saya sudah perintahkan kepada Menteri Perhubungan untuk menjadikan bandara ini sebagai bandara komersial untuk masyarakat, sehingga bisa digunakan untuk haji dan umrah,” katanya. umrah [minor haj] penerbangan,” kata Jokowi kepada wartawan, menurut pernyataan yang dikeluarkan pada hari Selasa.

Ia memperkirakan bandara di Nusantara dapat melayani hingga 200.000 penumpang hingga akhir tahun ini. Target jangka panjangnya, bandara ini dapat melayani hingga 7 juta penumpang setelah beroperasi penuh sebagai bandara komersial.

Namun, operasi komersial bandara tersebut akan menunggu hingga peraturan presiden (perpres) yang mengamanatkan hal ini diterbitkan, kata Jokowi, tanpa merinci apakah ia akan menandatangani kebijakan tersebut.

Setiap Senin, Rabu, dan Jumat pagi.

Dikirim langsung ke kotak masuk Anda tiga kali seminggu, pengarahan yang dikurasi ini memberikan ikhtisar ringkas tentang isu-isu terpenting hari itu, yang mencakup berbagai topik mulai dari politik hingga budaya dan masyarakat.

untuk berlangganan buletin kami!

Silakan periksa email Anda untuk berlangganan buletin Anda.

Lihat Lebih Banyak Buletin

Perpres yang dikeluarkan tahun lalu tentang percepatan pembangunan bandara mengamanatkan bahwa bandara di Nusantara akan menjadi “bandara khusus” yang digunakan untuk keperluan pemerintahan di ibu kota baru.