“Asosiasi akan mengajukan permintaan untuk menghapus pertandingan tersebut dari Indonesia demi menjaga keselamatan tim,” katanya dalam pernyataan yang diposting ke X, Rabu.

“Asosiasi menolak untuk memaparkan nyawa anggota tim pada potensi bahaya apa pun, terutama karena tindakan fans Indonesia sama sekali tidak dapat diterima dan tidak benar.”

Langkah ini dilakukan setelah pertandingan 10 Oktober di Bahrain berakhir imbang 2-2, dengan Bahrain menyamakan kedudukan di menit kesembilan masa tambahan waktu.

Ofisial dan suporter Indonesia kemudian mengeluhkan masa tambahan waktu yang berlangsung terlalu lama.

Pernyataan yang dikeluarkan asosiasi sepak bola Bahrain pada Rabu mengatakan para pemainnya telah “menjadi sasaran serangkaian penghinaan, fitnah, ancaman, dan operasi peretasan” secara online.

Mereka juga mengungkapkan “kejutan yang luar biasa atas berbagai ancaman pembunuhan yang diterima oleh anggota tim di akun media sosial pribadi mereka – sebuah tindakan yang mencerminkan ketidakpedulian masyarakat Indonesia terhadap nyawa manusia”.

Dalam keterangannya kepada wartawan Rabu malam, anggota komite eksekutif Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Arya Mahendra Sinulingga mengatakan “tidak perlu khawatir” tentang keselamatan pemain.

“Kami akan menjamin keamanan dan kenyamanan tamu kami, seperti Bahrain, karena bangsa Indonesia adalah bangsa yang ramah terhadap tamu,” ujarnya sambil menegaskan agar pertandingan tetap di Jakarta.

Soal media sosial, kadang netizen Indonesia ribut, tapi nyatanya mereka ramah dan baik dalam kesehariannya. Indonesia ramah. Bangsa kita terkenal sebagai bangsa yang ramah.