Atlet angkat beban Paralimpiade Ni Nengah berusaha keras untuk meraih lebih banyak medali – Olahraga

Atlet angkat beban Paralimpiade Ni Nengah berusaha keras untuk meraih lebih banyak medali – Olahraga

Atlet angkat besi para paling berprestasi di Indonesia, Ni Nengah Widiasih berteriak saat ia melakukan bench press beban berat di sasana latihannya, berusaha mengatasi cedera bahunya untuk mempersiapkan tantangan berikutnya: memenangkan medali Paralimpiade ketiga.

Atlet Paralimpiade tiga kali ini, yang didiagnosis menderita polio saat kecil dan tidak dapat menggunakan kakinya, mulai angkat beban di sekolah dasar, berlatih dengan saudara laki-lakinya sebagai ganti es krim.

Atlet para Bali ini berhasil meraih perunggu di Rio 2016, perak di Tokyo 2020, dan bahkan sponsor Toyota. Ia juga mengincar emas di kategori 41 kilogram putri di Paralimpiade Paris 2024 yang akan dimulai minggu ini.

“Angkat beban telah banyak mengubah hidup saya,” kata atlet berusia 31 tahun itu kepada AFP di pusat pelatihan nasional di Surakarta, Jawa Tengah.

“Mungkin kalau aku tidak melakukan angkat beban, aku tidak tahu, aku tidak punya gambaran apa yang akan kulakukan.”

Ni Nengah mengatakan keinginan untuk membanggakan keluarga dan negaranya menjadi kekuatan pendorong untuk mencoba lagi medali Paralimpiade.

“Ini adalah target pribadi. Paris bukanlah tempat yang mudah bagi saya. [because of the injury]tetapi saya akan berusaha sekuat tenaga,” katanya.

“Saya akan melakukan yang terbaik untuk Indonesia, untuk keluarga saya.”

Pengangkat beban wanita

Sementara kaum pria mendominasi perolehan medali Paralimpiade Indonesia secara keseluruhan, kaum wanita selalu memimpin dalam representasi para powerlifting.

Belum pernah ada atlet putra Indonesia yang lolos ke Paralimpiade di cabang olahraga tersebut.

Ni Nengah berlatih dengan dua atlet para powerlifter wanita lainnya yang memiliki harapan medali mereka sendiri dan akan menjadi bagian dari kontingen terbesar Indonesia di Paralimpiade Paris.

Ia bergabung dengan Siti Mahmudah yang bertanding di kelas berat 79 kg, dan Sriyanti di kelas berat +86 kg.

Ini akan menjadi Paralimpiade kedua bagi Siti, yang kehilangan kaki kirinya karena amputasi.

Atlet para powerlifting Indonesia Siti Mahmudah berlatih selama pemusatan latihan tim nasional pada 31 Juli 2024 di Hotel Kusuma Sahid Prince, Surakarta, Jawa Tengah, menjelang Paralimpiade 2024 di Paris, yang akan dimulai pada 28 Agustus.

Atlet angkat besi Indonesia Siti Mahmudah berlatih selama pemusatan latihan tim nasional pada 31 Juli 2024 di Hotel Kusuma Sahid Prince, Surakarta, Jawa Tengah, menjelang Paralimpiade 2024 di Paris, yang akan dimulai pada 28 Agustus. (AFP/Yasuyoshi Chiba)

Sriyanti, yang juga menderita polio saat kecil, telah beralih profesi dari penjual mi ayam menjadi atlet Paralimpiade dan peraih medali perak di Asian Games 2022.

Ni Nengah mengatakan prestasi para wanita itu semakin mengesankan karena tantangan yang tidak akan pernah dihadapi oleh pria, mengingat hari kompetisi baru-baru ini ketika siklus menstruasinya dimulai.

Ia merasakan sakit luar biasa di perutnya tetapi tetap berkompetisi, mengangkat beban puluhan kilogram.

“Alhamdulillah, saya bisa mengatasinya. Cukup mengganggu. Ini tidak akan dialami oleh atlet pria,” ungkapnya.

‘Tidak ada yang mustahil’

Pelatih para powerlifting Indonesia Eko Supriyanto mengatakan dia “sangat kagum” dengan trio yang semuanya wanita.

Namun setelah Ni Nengah mengangkat beban 98 kg dan meraih perak di Tokyo, kali ini ia mengelola ekspektasi karena cederanya.

“Kami dorong mereka agar mampu bersaing minimal untuk meraih perunggu,” katanya tentang ajang angkat besi Paralimpiade Paris, yang akan dimulai pada 4 September.

“Yang penting kita sudah berusaha semaksimal mungkin, kerja keras dan disiplin.”

Atlet para powerlifting Indonesia Sriyanti berlatih selama pemusatan latihan tim nasional pada 31 Juli 2024 di Hotel Kusuma Sahid Prince, Surakarta, Jawa Tengah, menjelang Paralimpiade 2024 di Paris, yang akan dimulai pada 28 Agustus.

Atlet angkat besi Indonesia Sriyanti berlatih selama pemusatan latihan tim nasional pada 31 Juli 2024 di Hotel Kusuma Sahid Prince, Surakarta, Jawa Tengah, menjelang Paralimpiade 2024 di Paris, yang akan dimulai pada 28 Agustus. (AFP/Yasuyoshi Chiba)

Eko berharap suatu hari nanti, akan ada atlet putra yang bergabung dengan atlet putri yang berprestasi untuk mewakili Indonesia dalam cabang para powerlifting.

Namun saat ini, atlet angkat beban terbaik negara ini, Ni Nengah, ingin medali yang diperolehnya dapat mendorong lebih banyak wanita untuk mulai angkat beban.

“Saya berharap banyak wanita di luar sana yang terinspirasi oleh kami,” katanya.

“Apapun kondisi kita, asal kita mau berusaha, percaya pada diri sendiri, tidak ada yang mustahil bagi kita.”