Airlangsa menegaskan kembali ikatan strategis Indonesia -Jepang untuk kemakmuran dan stabilitas regional – pengiriman cepat

Airlangsa menegaskan kembali ikatan strategis Indonesia -Jepang untuk kemakmuran dan stabilitas regional – pengiriman cepat

Airlangsa menegaskan kembali ikatan strategis Indonesia -Jepang untuk kemakmuran dan stabilitas regional – pengiriman cepat

Menteri Ekonomi yang oordinasi Airlangga Hartarto mengadakan pertemuan bilateral pada hari Selasa (3 Juni) dengan Menteri Negara Jepang untuk Luar Negeri Hisayuki Fujii di sela -sela pertemuan Dewan Menteri OECD 2025 di Paris, menegaskan kembali kemitraan strategis yang kuat antara Indonesia dan Jepang, khususnya dalam perdagangan, investasi dan pembangunan berkelanjutan.

Topik utama diskusi adalah dukungan Jepang untuk aksesi Indonesia ke Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan. Indonesia menyerahkan memorandum awal kurang dari setahun setelah menerima peta jalan aksesi OECD dan bertujuan untuk menyelesaikan proses aksesi dalam waktu tiga tahun.

Jepang juga telah berkontribusi melalui lokakarya dan studi yang terkait dengan Konvensi Anti-Perhibatan OECD, yang sangat penting untuk upaya Indonesia dalam reformasi tata kelola dan penguatan kerangka hukum.

“Aksesi Indonesia ke OECD tidak hanya tentang integrasi ekonomi, tetapi juga tentang memperkuat komitmen kami terhadap tata kelola yang transparan dan bertanggung jawab,” kata Airlangga.

Pada tahun 2024, total perdagangan antara Indonesia dan Jepang mencapai US $ 35,67 miliar, melampaui tingkat pra-pandemi, dengan Indonesia mencatat surplus perdagangan $ 5,74 miliar.

Jepang adalah investor asing terbesar keenam di Indonesia dengan investasi dengan total $ 3,46 miliar dalam lebih dari 12.800 proyek di sektor-sektor utama seperti transportasi, mesin, elektronik, dan bahan kimia.

Airlangga menekankan bahwa investasi Jepang di Indonesia menunjukkan komitmen bersama untuk pembangunan infrastruktur berkelanjutan dan ketahanan ekonomi nasional. Dia juga menyambut pendekatan komprehensif Jepang untuk menangani kebijakan tarif Amerika Serikat, dengan mengatakan itu selaras dengan minat Indonesia dalam mengeksplorasi pembicaraan perdagangan bilateral dengan Washington dengan tarif dan hambatan nontariff.

Baik Airlangga dan Fujii menggarisbawahi pentingnya kerja sama negara mereka dalam memperkuat ketahanan rantai pasokan di seluruh Asia-Pasifik.

“Sangat penting bagi Indonesia dan Jepang untuk saling mendukung dalam mengatasi tantangan tarif dan menjaga stabilitas ekonomi regional,” kata Airlangga.

Kemitraan antara Indonesia dan Jepang juga meluas ke energi bersih, terutama melalui komunitas emisi Asia Zero (AZEC). Kemajuan penting telah dibuat dalam proyek pembangkit listrik tenaga panas panas bumi Muara Laboh yang saat ini sedang dibangun, sementara satuan tugas bersama telah dibentuk untuk mengatasi rintangan implementasi.

Airlangga menyimpulkan pertemuan dengan optimisme bahwa kemitraan strategis Indonesia-Jepang akan mendorong pertumbuhan ekonomi timbal balik sambil berkontribusi pada stabilitas dan kemajuan yang lebih luas di Asia-Pasifik.

Menteri yang terkoordinasi disertai oleh Duta Besar Indonesia untuk Prancis Mohamad Oemar, mengoordinasikan Wakil untuk Kerjasama Ekonomi dan Investasi EDI Priyo Pambudi, Staf Pakar Pembangunan Regional Haryo Limanseto dan Wakil Asisten untuk Kerjasama Ekonomi Multilateral Ferry Ardiyanto.