Hoiho, yang dianggap sebagai spesies penguin paling langka di dunia oleh penyelenggara kompetisi Forest and Bird, melampaui burung robin hitam Pulau Chatham dan kakapo yang berada di posisi kedua, dan memperoleh dukungan publik yang signifikan pada minggu terakhir kontes.

Kompetisi tahun ini lebih sederhana dibandingkan tahun lalu, ketika sebuah kampanye yang disiarkan di televisi oleh komedian Amerika-Inggris John Oliver mendukung puteketeke (grebe jambul besar) menarik jumlah pemilih yang memecahkan rekor dari 195 negara dan merusak sistem verifikasi situs web.

Hoiho, yang merupakan hewan asli Selandia Baru, diperkirakan memiliki populasi antara 4.000 hingga 5.000.

Meskipun nama Maori-nya berarti “si tukang teriak berisik,” spesies ini dikenal karena perilakunya yang sulit ditangkap dan baunya yang kuat. Penguin ini sebelumnya memenangkan gelar tersebut pada tahun 2019.

CEO Forest and Bird, Nicola Toki, mengatakan spesies itu berada dalam kondisi kritis.

“Kita telah kehilangan 78 persen populasi mereka di daratan hanya dalam 15 tahun akibat predator dan perubahan iklim,” katanya.

Kompetisi ini menyaksikan hampir 52.500 suara yang diberikan, mencerminkan hubungan mendalam warga Selandia Baru dengan burung asli mereka, tetapi jauh lebih sedikit dibandingkan lebih dari 350.000 yang diterima tahun lalu setelah kampanye Oliver menarik khalayak global.

“Senang melihat kita semakin dekat dengan identitas nasional kita,” kata Toki.

Dengan sedikit predator darat selama sebagian besar sejarahnya, Selandia Baru merupakan rumah bagi lebih banyak spesies burung yang tidak bisa terbang daripada tempat lain di dunia, termasuk penguin, takahe, dan burung kiwi yang ikonik.