Para pemimpin dari blok beranggotakan 18 orang tersebut melakukan perjalanan ke Tonga pada bulan Agustus untuk menghadiri pertemuan tahunan yang didominasi oleh meningkatnya persaingan Pasifik antara Tiongkok dan Amerika Serikat.

Beberapa bulan sebelumnya, saat persiapan pertemuan sedang berjalan lancar, staf melihat adanya pelanggaran komputer di kantor pusat forum di Fiji.

“Selandia Baru telah diberi pengarahan tentang insiden dunia maya yang memengaruhi sistem Sekretariat Forum Kepulauan Pasifik,” kata juru bicara menteri luar negeri Selandia Baru pada hari Kamis.

“Kami tetap prihatin dengan meningkatnya jumlah insiden siber berbahaya di wilayah kami, yang menargetkan entitas nasional dan organisasi regional,” tambah juru bicara tersebut.

Tidak jelas siapa yang berada di balik pelanggaran tersebut, atau informasi apa yang mungkin menjadi target.

Tetapi masalah tersebut dianggap cukup serius saat itu sehingga tim tanggap cepat spesialis Australia dikirim untuk membantu atas permintaan forum.

“Menanggapi ancaman dunia maya dan membangun ketahanan merupakan prioritas bagi Australia, baik di dalam negeri maupun di kawasan kami,” kata departemen luar negeri Australia.

Sekretaris forum Baron Waqa, yang telah memperingatkan Tiongkok dan Amerika Serikat untuk menarik “perang” mereka keluar dari Pasifik, akan membahas insiden tersebut pada hari Jumat, kata seorang juru bicara.

Forum Kepulauan Pasifik telah menarik perhatian global yang meningkat saat Tiongkok bersaing untuk mendapatkan pengaruh regional melawan Amerika Serikat dan sekutunya.

Anggotanya meliputi negara-negara yang memiliki hubungan dekat dengan Washington, negara-negara lain yang bersikap hangat terhadap Beijing, dan beberapa yang masih memelihara hubungan diplomatik dengan Taiwan.

Kepulauan Solomon, mitra utama Tiongkok di Pasifik Selatan, telah melobi agar Taiwan dicabut status “mitra pembangunannya” melalui forum tersebut.

Pertemuan bulan Agustus terkenal karena deklarasi bersama yang tampaknya menegaskan kembali dukungan terhadap partisipasi terbatas Taiwan.

Namun kata-kata ini segera memicu kemarahan diplomat Tiongkok, yang memberikan tekanan kepada para pemimpin Pasifik untuk mengubah dokumen tersebut.

Forum tersebut menerbitkan kembali deklarasi tersebut tanpa paragraf yang menyinggung, yang merujuk pada “hubungan lama” blok tersebut dengan Taiwan.

Dalam penjelasan selanjutnya, dikatakan bahwa referensi ke Taiwan telah dimasukkan secara tidak sengaja.

Ketika ditanya pada hari Kamis tentang laporan di media Australia yang menyebutkan Beijing berada di balik peretasan Forum Kepulauan Pasifik, Kementerian Luar Negeri Tiongkok mengecamnya sebagai “informasi palsu yang dibuat-buat untuk tujuan politik”.

“Tujuannya adalah untuk menimbulkan perpecahan antara negara-negara di kawasan dan Tiongkok,” kata juru bicara Mao Ning.