Lembaga pemantau korupsi tidak setuju dengan kandidat yang ‘bermasalah’ dalam seleksi KPK – Politik
Lembaga pemantau korupsi tidak setuju dengan kandidat yang ‘bermasalah’ dalam seleksi KPK – Politik
Aktivis antikorupsi mengecam panitia seleksi calon pimpinan baru Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang mengajukan banyak calon dengan dugaan pelanggaran hukum dan etika, namun sedikit yang memiliki rekam jejak kompetensi dan integritas yang baik.
Pada hari Rabu, ketua panitia Muhammad Yusuf Ateh mengumumkan 20 nama yang akan maju ke tahap selanjutnya dari proses tersebut, dari 40 nama yang telah menjalani penilaian profiling pada akhir Agustus. Panitia juga mengumumkan 20 nama yang masih bersaing untuk duduk di dewan pengawas lembaga antikorupsi tersebut.
“Tahap selanjutnya, wawancara dan pemeriksaan kesehatan akan dilaksanakan pada 17 dan 18 September untuk calon pimpinan KPK dan 19 dan 20 September untuk calon dewan pengawas,” kata Yusuf, seperti dikutip dari laman resmi KPK. Kompas.
Di antara 20 calon komisioner yang tersisa adalah Johanis Tanak, komisioner KPK petahana; Ida Budhiati, mantan anggota Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu; Poengky Indarti, anggota Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas); Pahala Nainggolan, deputi pencegahan korupsi KPK petahana; Johan Budi Sapto Pribowo, mantan juru bicara KPK dan mantan anggota Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P); dan Yanuar Nugroho, seorang akademisi dan mantan wakil kepala staf presiden.
Daftar tersebut juga memuat sembilan kandidat yang memiliki latar belakang di bidang penegakan hukum, seperti Kepala Kepolisian Daerah Kalimantan Tengah saat ini, Inspektur Jenderal Joko Purwanto, dan jenderal polisi bintang tiga, Komisaris Jenderal Setyo Budiyanto, yang menjabat sebagai Inspektur Jenderal Kementerian Pertanian.
Baca juga: Mantan Menteri dan Pimpinan KPK Dicoret dari Daftar Calon Pimpinan KPK
Namun, mantan menteri energi dan sumber daya mineral Sudirman Said tidak terpilih pada putaran berikutnya.