Prabowo perkuat kekuasaan jelang pelantikan presiden – Politik
Prabowo perkuat kekuasaan jelang pelantikan presiden – Politik
Calon presiden terpilih Prabowo Subianto terus mengonsolidasikan kekuasaan menjelang pelantikannya sebagai presiden berikutnya, seiring dengan bertambahnya daftar loyalis dan sekutu politik yang menduduki jabatan kunci di kabinet dan lembaga negara beberapa bulan sebelum ia memangku jabatan.
Sejak kemenangan telaknya dalam pemilihan presiden bulan Februari, Prabowo telah berupaya untuk mendapatkan dukungan baik di pemerintah maupun DPR untuk membantunya segera melaksanakan agenda legislatifnya ketika masa jabatannya dimulai pada tanggal 20 Oktober.
Presiden Joko “Jokowi” Widodo, yang secara diam-diam mendukung Prabowo dalam pemilu, telah membantu memuluskan jalan bagi penggantinya dengan serangkaian perombakan kabinet yang membuat anggota Partai Gerindra Prabowo dan lingkaran dalamnya mendapatkan posisi kunci dalam pemerintahan.
Salah satu contohnya adalah keponakan Prabowo, Thomas Djiwandono, yang diangkat menjadi wakil menteri keuangan pada bulan Juli. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sebelumnya mengisyaratkan bahwa Thomas kemungkinan akan tetap berada di kementerian tersebut di bawah pemerintahan Prabowo dalam sebuah pertemuan di DPR.
Sekutu Jokowi dan Prabowo, Bahlil Lahadalia, yang sebelumnya menjabat sebagai menteri investasi, diangkat ke jabatan menteri energi dan sumber daya mineral pada 19 Agustus. Mantan duta besar Indonesia untuk Amerika Serikat Rosan Roeslani, yang memimpin tim kampanye Prabowo, menggantikan Bahlil di Kementerian Investasi.
Politikus Gerindra lainnya yang mendapat posisi kunci di kabinet adalah Supratman Andi Agtas. Mantan wakil ketua Badan Legislasi DPR (Baleg) itu diangkat menjadi menteri hukum dan hak asasi manusia, menggantikan Yasonna Laoly, politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P).