Jokowi lantik tokoh NU sebagai Menteri Sosial – Politik
Jokowi lantik tokoh NU sebagai Menteri Sosial – Politik
Warga Negara Indonesia, Joko “Jokowi” Widodo, pada hari Rabu menunjuk Saifullah Yusuf, Sekretaris Jenderal Organisasi Islam terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama (NU), untuk menggantikan mantan Menteri Sosial Tri Rismaharini, yang dikenal sebagai Risma, yang mengundurkan diri untuk fokus pada kampanye pemilihan kepala daerah pada bulan November.
Dua menteri, Risma dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung, yang keduanya tergabung dalam kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), telah resmi mengundurkan diri dari jabatan masing-masing untuk fokus pada pencalonan gubernur Jawa Timur dan Jakarta.
Pengunduran diri mereka terjadi setelah Presiden Jokowi mencopot dua menteri lain yang berhaluan PDI-P, Yasona Laoly dan Arifin Tasrif, dari jabatan masing-masing sebagai menteri hukum dan hak asasi manusia serta menteri sumber daya mineral.
Koordinator Staf Khusus Presiden Jokowi, Ari Dwipayana, sebelumnya mengatakan, Presiden telah menerbitkan Keputusan Presiden (Keppres) tentang pemberhentian dengan hormat Risma sebagai Menteri Sosial, menyusul pengunduran dirinya.
“Pengunduran diri itu terkait dengan pencalonan dan pendaftarannya sebagai calon gubernur Jawa Timur,” ujarnya, Jumat.
PDI-P telah menjadi kendaraan politik Jokowi selama kurang lebih dua dekade, tetapi ia berpisah dengan partai tersebut setelah ia diam-diam mendukung Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto sebagai penggantinya dan mengizinkan putra sulungnya Gibran Rakabuming Raka menjadi calon wakil presiden Prabowo dalam pemilihan presiden bulan Februari. Mereka bersaing dengan calon dari PDI-P Ganjar Pranowo, selain kritikus pemerintah yang vokal Anies Baswedan.
Syaifullah, yang dikenal sebagai Gus Ipul, telah vokal mengkritik Muhaimin Iskandar, Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), yang menghadapi tantangan kepemimpinan terutama setelah ia memutuskan untuk maju bersama Anies dalam pemilihan umum Februari lalu. PKB adalah anggota koalisi yang berkuasa saat ini dan selanjutnya.
NU secara historis telah menjadi inkubator bagi PKB, tetapi kedua lembaga tersebut telah menyaksikan hubungan mereka menjadi tegang beberapa kali dalam beberapa tahun terakhir, termasuk selama pemilihan kepemimpinan NU pada tahun 2021 di mana Yahya Cholil Staquf menang atas petahana Said Aqil Siradj, sekutu dekat Muhaimin.
Dalam upacara di Istana Negara, Rabu, Jokowi juga menunjuk Inspektur Jenderal Eddy Hartono sebagai Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan Aida Suwandi Budiman sebagai Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). (kamu)