Deforestasi merugikan produksi tenaga air – Ekonomi
Deforestasi merugikan produksi tenaga air – Ekonomi
Seorang pejabat Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral telah mengidentifikasi deforestasi sebagai risiko bagi proyek pembangkit listrik tenaga air di Indonesia.
“Apa masalah dengan tenaga air? Baru-baru ini saya berdiskusi dengan industri tenaga air [players]Dan [one of their complaints] “Debit air di hulu ke hilir terus menurun,” kata Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan (EBT) Kementerian ESDM Eniya Listiani Dewi kepada wartawan, Senin.
Pemerintah mengandalkan tenaga air, yang dapat menghasilkan listrik beban dasar, sebagai sumber utama energi terbarukan untuk membantu negara mengurangi ketergantungannya pada pembangkit listrik berbahan bakar batu bara.
“Penurunan debit air ini disebabkan oleh penebangan hutan di pegunungan. Hal ini terjadi di mana-mana. Kita harus memperhatikan hulu sungai,” katanya. [areas]khususnya [those near] pembangkit listrik tenaga air.”
Menurut data Kementerian Energi, Indonesia menambah kapasitas energi terbarukan sebesar 217,73 megawatt pada periode Januari-Juni, atau 66,6 persen dari target 326,91 MW yang ditetapkan untuk tahun penuh. Penambahan kapasitas tersebut didominasi oleh pembangkit listrik tenaga air dan surya.
Baca juga: RI tawarkan peluang investasi PLTA Kayan dan Mamberamo ke China
Harris Yahya, pejabat tinggi di Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan kementerian, mengatakan degradasi lahan di daerah tangkapan air di hulu waduk telah menyebabkan penurunan laju aliran di bendungan.