Industri petrokimia peringatkan pemutusan hubungan kerja di tengah meningkatnya impor plastik – Pasar

Industri petrokimia peringatkan pemutusan hubungan kerja di tengah meningkatnya impor plastik – Pasar

Sektor plastik dan petrokimia bersiap menghadapi potensi PHK massal karena kelompok industri membunyikan alarm, mengutip melonjaknya impor, lemahnya permintaan, dan kesenjangan daya saing antara produsen lokal dan asing.

Asosiasi Industri Olefin, Aromatik, dan Plastik Indonesia (Inaplas) menyuarakan kekhawatiran tentang penurunan tajam tingkat utilisasi industri petrokimia, yang sekarang mendekati 50 persen, dan memperingatkan hal ini dapat mengakibatkan PHK yang meluas di seluruh sektor.

“Penurunan utilisasi ini didorong oleh beberapa faktor, antara lain harga petrokimia yang terus menurun dan daya beli konsumen yang masih lemah,” kata Sekretaris Jenderal Inaplas Fajar Budiono, seperti dikutip dari Kontan pada hari Minggu.

Meski harga bahan baku turun, pesanan dari produsen lokal masih rendah, kata Fajar, seraya menambahkan: “Harga bahan baku diperkirakan naik [again] dalam waktu sekitar dua minggu, tetapi permintaan masih lesu dan sebagian besar dipenuhi oleh impor.”

Baca juga: Gelombang PHK melanda industri berorientasi ekspor Indonesia pada 2023

Biasanya, tingkat pemanfaatan produksi petrokimia di atas 60 persen, katanya, tetapi tren penurunan telah berlanjut sejak Agustus.

Setiap hari senin

Dengan wawancara eksklusif dan liputan mendalam tentang berbagai isu bisnis paling mendesak di kawasan ini, “Prospects” adalah sumber informasi terpercaya untuk tetap menjadi yang terdepan dalam lanskap bisnis Indonesia yang terus berkembang pesat.

untuk berlangganan buletin kami!

Silakan periksa email Anda untuk berlangganan buletin Anda.

Lihat Lebih Banyak Buletin

Fajar juga mengemukakan, PHK di sektor terkait seperti tekstil dan pangan, serta terhentinya proyek infrastruktur pemerintah menjelang pilkada, semakin menekan daya beli konsumen. “Jika terus berlanjut, daya beli konsumen akan semakin melemah dan berdampak lebih besar pada industri petrokimia,” katanya.