Kadin gelar talkshow tentang konservasi dan restorasi mangrove – Masyarakat
Kadin gelar talkshow tentang konservasi dan restorasi mangrove – Masyarakat
Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) menggelar panel diskusi pada Jumat tentang upaya pelestarian dan pemulihan hutan mangrove di Indonesia.
Hal ini dilaksanakan di sela-sela penyelenggaraan Forum Keberlanjutan Internasional Indonesia (IISF) yang berlangsung selama dua hari, yang dibuka oleh Presiden Joko “Jokowi” Widodo pada hari Kamis.
Untuk acara bincang-bincang tersebut, Kadin bekerja sama dengan CarbonEthic, Earth Security, Earth Pledge dan PT Arunika Bumi Lestari dan meluncurkan Take Environmental Regenerative Action (TERA), sebuah inisiatif terkoordinasi untuk melestarikan dan memulihkan ekosistem mangrove di seluruh Indonesia dengan program percontohan di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.
“TERA memiliki [been engaged in] “Kegiatan konservasi dan restorasi mangrove telah berlangsung sejak Agustus lalu dengan melibatkan generasi muda Gen Z,” ujar Chintya Dian Astuti, Wakil Ketua Komite Tetap Kadin Bidang Perencanaan dan Evaluasi Daerah Aliran Sungai, Hutan Lindung, dan Mangrove dalam siaran persnya.
“[The younger generation] peduli dan menginspirasi generasi muda lainnya di Indonesia dan luar negeri, seperti Singapura.
“Oleh karena itu, kami merasa perlu untuk menyelenggarakan program edukasi ini bagi generasi muda, [to take action] untuk menyelamatkan Bumi [so that it] dapat berkelanjutan untuk keturunan kita.”
Baca juga: Kadin dukung penanaman mangrove untuk tanggulangi perubahan iklim
Selain Chintya, acara diskusi tersebut juga menghadirkan kepala eksekutif CarbonEthics Bimo Soewadji, manajer kemitraan senior Earth Security Heru Prama Yudha, pendiri Earth Pledge Christopher Ginting dan direktur Arunika Bumi Lestari Erdonis Erdwan.
Para pembicara sependapat dengan Chintya tentang pentingnya melestarikan dan memulihkan hutan mangrove di Indonesia.
Budi Wardana, pakar lahan gambut dan mangrove Indonesia, menyatakan dukungannya terhadap program tersebut dan menyampaikan niatnya untuk mengambil bagian di dalamnya.
IISF diselenggarakan bersama oleh Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan Kadin dan memiliki beberapa kegiatan selain diskusi panel, termasuk sesi pleno, sesi tematik, meja bundar kepemimpinan, dan Dialog Warung Nusantara.
Chintya mengatakan IISF menunjukkan bahwa Indonesia diakui sebagai pusat keanekaragaman hayati global dan memiliki potensi signifikan untuk memimpin aksi perubahan iklim.
“Wilayah hutan bakau dan lamun yang luas di negara ini berfungsi sebagai penyerap karbon yang penting,” katanya.
“Ekosistem ini memegang peranan penting dalam mitigasi perubahan iklim. Dengan berfokus pada pemulihan dan perlindungan ekosistem karbon biru, Indonesia memiliki peluang untuk melindungi masyarakat pesisir sekaligus memberikan kontribusi substansial terhadap upaya penyerapan karbon global.”
Ekosistem karbon biru, kata Chintya, mampu menyerap karbon hingga 10 kali lebih banyak dibandingkan hutan di darat.
Indonesia memiliki sekitar 3,3 juta hektar hutan mangrove yang menyimpan sekitar 3,1 miliar ton karbon, tambahnya. (tidak ada)