Sektor swasta dapat memainkan peran penting dalam transisi energi: RGE – Perusahaan

Sektor swasta dapat memainkan peran penting dalam transisi energi: RGE – Perusahaan

Dalam upaya dekarbonisasi industri tenaga listrik, sektor swasta dapat memainkan peran utama dalam mempercepat transisi ke energi terbarukan, kata Direktur Pelaksana Royal Golden Eagle (RGE) Anderson Tanoto.

Berbicara pada diskusi panel tentang elektrifikasi sektor kelistrikan di Forum Keberlanjutan Internasional Indonesia 2024 pada hari Kamis, Anderson mengungkapkan bahwa pabrik milik produsen pulp dan kertas terbesar di provinsi Riau, Grup APRIL, bagian dari RGE, 88 persen tenaganya berasal dari biomassa dari sumber terbarukan.

Dengan tujuan mencapai angka 90 persen, proses ini diawali dengan pemasangan panel surya di tempat pembuangan sampah tertutup tiga tahun lalu dengan biaya US$ 1 juta per megawatt (MW). Dengan harga batu bara yang mencapai rekor tertinggi pada tahun 2022 dan biaya panel surya yang turun, lanjutnya, investasi tersebut menjadi alasan ekonomi yang kuat.

“Ini bukan tentang menjadi ramah lingkungan, tetapi tentang menghemat uang. Pengembalian modal untuk panel surya pada saat itu, dengan menghasilkan listrik dari panel surya sebesar 1 MW, adalah sekitar enam setengah tahun. Lima tahun kemudian, kami telah memasang hampir 26 MW panel surya di semua izin tempat pembuangan akhir kami, dan kami benar-benar dapat menghasilkan laba atas investasi yang baik pada proyek-proyek ini,” katanya, seraya menambahkan bahwa luas permukaan Indonesia yang besar berpotensi digunakan untuk menghasilkan sekitar 3.000 gigawatt (GW) listrik setiap tahunnya.

Menurut Anderson, agar transisi ke energi terbarukan dapat terjadi dalam waktu dekat, sektor swasta harus bersedia mengambil risiko, baik karena alasan keberlanjutan maupun ekonomi.

“Dengan harga panel surya yang lebih rendah seperti ini, sebagai sektor swasta, sekaranglah saatnya untuk memanfaatkan peluang ini.”

Setiap hari senin

Dengan wawancara eksklusif dan liputan mendalam tentang berbagai isu bisnis paling mendesak di kawasan ini, “Prospects” adalah sumber informasi terpercaya untuk tetap menjadi yang terdepan dalam lanskap bisnis Indonesia yang terus berkembang pesat.

untuk berlangganan buletin kami!

Silakan periksa email Anda untuk berlangganan buletin Anda.

Lihat Lebih Banyak Buletin

Dalam skala yang lebih besar, ia mengakui adanya dilema energi dalam industri ini, di mana para pemangku kepentingan menginginkan energi yang murah, bersih, dan aman secara bersamaan. Pada saat yang sama, ia juga menyoroti perlunya harga baterai yang lebih rendah, dengan mencatat bahwa tantangan utama dalam meningkatkan kapasitas energi terbarukan adalah tingginya biaya baterai dan penyimpanan energi.

“Yang perlu dilakukan agar kita dapat berakselerasi lebih jauh adalah agar apa yang telah terjadi di bisnis fotovoltaik juga terjadi di sisi baterai, sehingga biaya baterai dapat terus turun,” jelasnya.

Dengan sifat padat modal dari transisi energi, Anderson juga menyerukan dukungan lebih lanjut dalam pembiayaan melalui suku bunga yang kompetitif, yang akan mendorong lebih banyak perusahaan beralih ke energi terbarukan bila dipadukan dengan pergerakan menuju pasar bebas.

“Peluang dari sektor swasta sangat besar dan kami gembira dapat berpartisipasi,” pungkasnya.

Pernyataan Anderson hari ini bertepatan dengan pengumuman dari RGE dan Total Energies. Perusahaan patungan mereka, Singa Renewables Pte Ltd., telah menerima persetujuan bersyarat dari Otoritas Pasar Energi Singapura untuk mengimpor 1 GW energi fotovoltaik surya dari Indonesia ke Singapura.

Artikel ini diterbitkan bekerja sama dengan Grup APRIL.