Sakatonik ABC Dukung Tumbuh Kembang Anak Generasi Emas Indonesia – Kesehatan
Sakatonik ABC Dukung Tumbuh Kembang Anak Generasi Emas Indonesia – Kesehatan
Jalan menuju masa depan Indonesia terletak pada generasi emas yang cerdas, sehat dan kompetitif, yang dibentuk melalui pertumbuhan dan perkembangan anak yang optimal.
Menegaskan komitmennya untuk mendukung pemimpin masa depan Indonesia, PT Kalbe Farma Tbk (Kalbe) melalui anak perusahaannya Kalbe Consumer Health dan merek Sakatonik ABC memusatkan perhatiannya pada penanganan masalah gizi pada anak-anak.
Sejalan dengan inisiatif keberlanjutan Kalbe Bersama Menyehatkan Bangsa (Bersama Menyehatkan Bangsa), Sakatonik ABC melalui Semangat Makan Sehat #MakanHapHapHap Kampanye ini memperkenalkan Metode ABC dan Pengukur Nutrisi ABC untuk membantu orang tua memantau perkembangan anak.
“Kampanye ini sekaligus merayakan Hari Anak Nasional 2024 sekaligus sebagai upaya untuk memahami kekhawatiran orang tua terkait masalah nafsu makan yang berdampak pada tumbuh kembang anak,” jelas Adelia Theresia, Kepala Kategori Vitamin Kalbe Consumer Health.
Metode ABC menyoroti tiga aspek penting gizi anak yang perlu diperhatikan orang tua. Pertama, asupan makanan yang cukup dan bergizi, vitamin yang mendukung tumbuh kembang anak, serta pemeriksaan berat badan dan kebersihan anak secara berkala.
Menyoroti kebutuhan anak-anak akan vitamin, Sakatonik ABC meluncurkan Sakatonik ABC Curcuma Madu, vitamin tablet kunyah yang mengandung ekstrak temulawak, madu dan multivitamin esensial, yang dirancang untuk meningkatkan nafsu makan anak-anak dan mendukung sistem kekebalan tubuh.
Senior Brand Manager Kalbe Consumer Health Chitra Ariesta mengatakan tablet kunyah berbentuk lebah ini disukai anak-anak dan berbeda dengan produk sejenis yang umumnya berbentuk sirup. Ia menambahkan, berdasarkan survei Home Tester Indonesia tahun 2024, 9 dari 10 ibu setuju bahwa Sakatonik ABC Curcuma Madu dalam bentuk tablet kunyah praktis dan mudah dikonsumsi anak-anak.
Menurut Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) dr. Ulul Albab, Sp.OG., sekitar 20 hingga 50 persen anak yang tumbuh normal dan 70 hingga 89 persen anak dengan gangguan tumbuh kembang dilaporkan mengalami berbagai jenis masalah makan, termasuk kurang nafsu makan.
“Jika hal ini terjadi dalam jangka waktu yang lama, dapat berdampak buruk pada pertumbuhan hingga menyebabkan kekurangan gizi, yang mengakibatkan anak memiliki risiko kematian hampir 12 kali lebih tinggi dibandingkan mereka yang mendapatkan gizi yang cukup. Hal ini membuktikan bahwa kesehatan gizi anak sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan yang optimal,” imbuhnya.
Berdasarkan data Survei Kesehatan Indonesia 2023 yang dilakukan Kementerian Kesehatan, 1 dari 12 balita mengalami wasting, 1 dari 7 balita mengalami stunting, 1 dari 4 balita mengalami anemia dan 1 dari 13 anak mengalami kelebihan berat badan.
Salah satu cara untuk mengecek status gizi dan pertumbuhan anak adalah melalui kurva pertumbuhan Badan Kesehatan Dunia (WHO) yang saat ini tengah dikembangkan lebih lanjut oleh IDI dan Kalbe Consumer Health dalam bentuk ABC Nutri Meter, yaitu aplikasi berbasis web untuk memantau kondisi perkembangan gizi anak yang akan diluncurkan pada Q4 2024.
ABC Nutri Meter menggunakan kurva pertumbuhan WHO dan kuesioner ECAST sebagai referensi untuk memeriksa status gizi anak, mendeteksi gangguan makan, dan memberikan rekomendasi yang relevan. Aplikasi ini hanya memerlukan berat badan, tinggi badan, jenis kelamin, dan usia anak, diikuti dengan kuesioner tentang nafsu makan dan sistem kekebalan tubuh anak.
“Selain untuk mengecek status gizi dan pertumbuhan anak, Nutri Meter ABC juga dapat digunakan oleh remaja untuk mengetahui risiko anemia dan memberikan saran pengobatan,” tutur Chitra.
Artikel ini merupakan hasil kerja sama dengan Sakatonic ABC