Pertanyaan muncul terkait urgensi pembentukan badan gizi baru – Politik
Pertanyaan muncul terkait urgensi pembentukan badan gizi baru – Politik
Keputusan Presiden Joko “Jokowi” Widodo untuk membentuk Badan Gizi Nasional, yang bertugas utama untuk melaksanakan program makanan bergizi gratis andalan presiden terpilih Prabowo Subianto, telah menuai keraguan atas urgensinya dan kekhawatiran atas potensi tumpang tindih kewenangan.
Jokowi menandatangani peraturan presiden yang mengamanatkan pembentukan badan baru tersebut pada 15 Agustus dan pada 19 Agustus menunjuk ahli entomologi Dadan Hindayana dari Universitas IPB, yang juga merupakan anggota tim kampanye Prabowo pada pemilihan bulan Februari, sebagai pimpinannya.
Menurut peraturan tersebut, salah satu tugas lembaga baru yang bertanggung jawab langsung kepada presiden saat ini adalah merumuskan “kebijakan untuk menjamin terpenuhinya kebutuhan gizi warga negara”. Setelah dilantik, Dadan kemudian menjelaskan bahwa fokus lembaga tersebut adalah melaksanakan program makanan gratis Prabowo, yang ditujukan untuk memberi makan jutaan siswa di seluruh negeri.
“Program ini rencananya akan dimulai pada 2 Januari tahun depan. Program ini akan diselenggarakan oleh satuan-satuan kita di setiap daerah di seluruh Indonesia,” katanya, seperti dikutip dari Antara.
Untuk mewujudkan program makan gratis tersebut, Badan tersebut akan menerima dana sebesar Rp 71 triliun (US$4,6 miliar) dari anggaran negara tahun 2025.
Salah satu langkah awal yang akan dilakukan oleh Badan Gizi untuk program ini adalah memahami situasi di setiap daerah sebelum secara resmi mulai mendistribusikan makanan gratis ke seluruh negeri. Dadan mengatakan bahwa program ini akan ditujukan kepada para pelajar termasuk mereka yang berada di pesantren (pesantren), anak-anak di bawah lima tahun, serta ibu hamil dan menyusui, namun tidak menyebutkan jumlah calon penerimanya.
Selain program makanan gratis, Dadan menambahkan, Jokowi meminta agar instansinya menyelenggarakan kampanye nasional tentang pola hidup sehat dan gizi.