43 KK direlokasi dari kolong tol Jembatan Tiga – Jakarta

43 KK direlokasi dari kolong tol Jembatan Tiga – Jakarta

ika Pemkot Jakarta Utara telah merelokasi 43 KK yang tinggal di panti asuhan Ir. Tol Wiyoto Wiyono di kawasan Jembatan Tiga Kecamatan Pejagalan Kabupaten Penjaringan hingga rusunawa mulai Senin.

“Secara total, sekitar 43 KK atau sekitar 200 jiwa telah direlokasi dari sini [Jembatan Tiga] jalan tol,” kata Camat Pejagalan Tommy Haryono, Senin, seperti dikutip kantor berita Antara.

Para penghuni liar direlokasi menjadi dua gelombang pada hari Minggu, tambahnya, dengan 34 keluarga direlokasi pada pagi hari dan sisanya pada sore hari.

Bermacam-macam rusunawa menjadi destinasinya, termasuk di Jl. Tongkol, Jl. Nagrak dan lainnya yang dimiliki oleh Pemprov DKI Jakarta.

Tommy mengatakan, pihak berwenang akan membantu memindahkan barang-barang keluarga tersebut ke rumah barunya.

Setelahnya, rumah-rumah lama warga akan dibongkar.

Setiap Senin, Rabu dan Jumat pagi.

Dikirim langsung ke kotak masuk Anda tiga kali seminggu, pengarahan yang dikurasi ini memberikan gambaran singkat tentang isu-isu terpenting hari ini, yang mencakup berbagai topik mulai dari politik hingga budaya dan masyarakat.

untuk mendaftar buletin kami!

Silakan periksa email Anda untuk berlangganan buletin Anda.

Lihat Buletin Lainnya

Tommy mengatakan, ada sekitar 500 kepala keluarga yang menghuni kolong tol di Kecamatan Pejagalan.

“Mereka ada yang punya KTP Jakarta, ada pula yang tidak. Yang bisa direlokasi adalah mereka yang punya KTP DKI Jakarta,” katanya seraya menambahkan bahwa Pemprov DKI akan terus menghimbau warga liar yang tinggal di kolong tol untuk pindah ke lokasi lain.

Sebelumnya, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekretaris Kota Jakarta Utara, Wawan Budi Rohman mengatakan, kualitas hidup warga yang tinggal di kolong tol sangat buruk.

Wawan mengatakan, proses relokasi tidak berlangsung dalam semalam.

Warga yang setuju untuk pindah ke rusunawa tidak perlu membayar sewa, air atau listrik selama enam bulan pertama mereka tinggal di sana. Setelah itu, mereka perlu membayar sewa tetapi dengan tarif yang lebih rendah dari standar.

Permasalahan penghuni liar yang tinggal di bawah jembatan atau jalan tol juga menjadi perhatian pemerintah pusat.

Menteri Koordinator Infrastruktur dan Pembangunan Daerah Agus Harimurti Yudhoyono menemui warga yang baru saja pindah dari bawah tol ke jalan tol. rusunawa di Rawa Buaya pada hari Sabtu.

Ia mengatakan, upaya relokasi ini menunjukkan komitmen bersama dalam meningkatkan kesejahteraan.

“Kami berharap tidak hanya menyediakan tempat tinggal tetapi juga menciptakan ruang untuk kesempatan kerja yang lebih baik, peningkatan fasilitas ibadah, dan peningkatan kualitas hidup,” kata Agus, seperti dikutip Antara.