Prabowo ingin Danantara mendorong pendanaan daerah untuk proyek-proyek pemerintah: Menteri – Perekonomian

Prabowo ingin Danantara mendorong pendanaan daerah untuk proyek-proyek pemerintah: Menteri – Perekonomian

Presiden Prabowo Subianto telah meminta informasi terkini secara berkala mengenai perkembangan pembentukan Otoritas Investasi Indonesia (IAI) Danantara dari para pembantunya, dan juga telah menyampaikan keinginannya agar badan tersebut dapat membantu mengurangi ketergantungan negara pada pendanaan asing dalam proyek-proyek pemerintah.

Menteri Investasi dan Hilirisasi Rosan Roeslani mengatakan pada hari Senin bahwa Presiden berharap Indonesia dapat memiliki kemampuan dalam negeri yang kuat untuk membiayai proyek-proyeknya sendiri, khususnya melalui Danantara, yang berbeda dengan Indonesia Investment Authority (INA) yang sudah terbentuk.

Presiden menegaskan, pembentukan Danantara harus dilakukan dengan memperhatikan transparansi, kepatuhan terhadap peraturan, dan tata kelola yang baik sebagai landasannya, tambah Rosan.

“Beliau berharap prosesnya bisa cepat dan terlaksana dengan baik,” kata Rosan usai pertemuan dengan Presiden, Senin, mengutip diskusi yang juga menyoroti ketahanan pangan, ketahanan energi, dan hilirisasi.

Saat ini belum ada kejelasan bagaimana Danantara akan membangun kemampuan pendanaannya.

Danantara diperkirakan akan mengkonsolidasikan tujuh badan usaha milik negara (BUMN) besar, yaitu pemberi pinjaman Bank Mandiri, BRI dan BNI, raksasa telekomunikasi Telkom Indonesia, perusahaan minyak dan gas Pertamina, penyedia listrik PT PLN dan perusahaan induk pertambangan MIND ID.

Setiap hari Senin

Dengan wawancara eksklusif dan liputan mendalam mengenai isu-isu bisnis paling mendesak di kawasan ini, “Prospek” adalah sumber yang tepat untuk tetap menjadi yang terdepan dalam lanskap bisnis Indonesia yang berkembang pesat.

untuk mendaftar buletin kami!

Silakan periksa email Anda untuk berlangganan buletin Anda.

Lihat Buletin Lainnya

Secara keseluruhan, perusahaan-perusahaan tersebut memiliki aset sekitar Rp 8,9 kuadriliun (US$570 miliar), yang mewakili lebih dari 85 persen seluruh aset BUMN di Indonesia. Mereka juga menyumbang sekitar Rp 72,8 triliun dividen ke APBN tahun lalu, yang mencakup hampir 90 persen pembayaran dividen BUMN.