Angkatan Laut Indonesia dan Rusia mengadakan latihan gabungan kontra-terorisme – Asia & Pasifik
Angkatan Laut Indonesia dan Rusia mengadakan latihan gabungan kontra-terorisme – Asia & Pasifik
Kapal-kapal Rusia dan Indonesia berlatih membebaskan kapal yang ditangkap oleh teroris dan melawan kapal tak berawak selama latihan angkatan laut gabungan pertama antara kedua negara di Laut Jawa, kantor berita Rusia RIA melaporkan pada hari Senin.
Latihan gabungan tersebut, yang dimulai minggu lalu, dilakukan ketika Presiden yang baru dilantik, Prabowo Subianto, menjanjikan hubungan yang lebih erat dengan Rusia di bidang pertahanan, dalam upaya untuk menjalin hubungan dengan negara mana pun sebagai bagian dari kebijakan luar negeri non-blok yang telah lama dipegang oleh Jakarta.
Awak kapal detasemen gabungan berlatih manuver dan komunikasi, serta pemeriksaan kapal yang mencurigakan, lapor RIA, mengutip layanan pers Armada Pasifik Rusia.
Pelatihan juga dilakukan untuk melawan kapal tak berawak dengan tembakan dari artileri otomatis dan senjata ringan. Helikopter dek digunakan untuk berlatih tugas bersama, lapor RIA.
Dari pihak Rusia, korvet Gromkiy, Rezkiy, Pahlawan Federasi Rusia Aldar Tsydenzhapov, dan kapal tanker laut menengah Pechenga berpartisipasi dalam latihan tersebut.
Dari pihak Indonesia, fregat I Gusti Ngurah Rai dan korvet Frans Kaisiepo ikut ambil bagian, lapor RIA.
Para analis mengatakan latihan gabungan ini menandakan bahwa Prabowo memulai perubahan kebijakan luar negeri yang signifikan, dan berjanji untuk meningkatkan aliansi Jakarta dengan negara-negara besar.
Saat berkunjung ke Kremlin pada bulan Juli, Prabowo – mantan jenderal berusia 73 tahun – mengatakan dia ingin memperdalam hubungan dengan Rusia.
“Kami menganggap Rusia sebagai teman baik dan saya ingin terus menjaga dan meningkatkan hubungan ini,” kata Prabowo kepada Putin.
Blok ASEAN Asia Tenggara, di mana Indonesia menjadi anggotanya, mengadakan latihan bersama dengan Rusia pada tahun 2021, namun Jakarta belum pernah mengadakan latihan sendirian dengan Moskow sebelum minggu ini.
Jakarta memiliki hubungan dagang bernilai miliaran dolar dengan Moskow, namun impor senjata besar-besaran terhenti dalam beberapa tahun terakhir setelah Rusia merebut Krimea pada tahun 2014 dan melancarkan serangan militer skala penuh terhadap Ukraina pada tahun 2022.