Indonesia dan Tiongkok menandatangani kesepakatan senilai $10 miliar untuk energi terbarukan dan berteknologi tinggi – Ekonomi
Indonesia dan Tiongkok menandatangani kesepakatan senilai $10 miliar untuk energi terbarukan dan berteknologi tinggi – Ekonomi
Presiden Prabowo Subianto mengakhiri kunjungan kenegaraannya ke Beijing pada hari Minggu dengan mengawasi penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara perusahaan Indonesia dan Tiongkok senilai total US$10,07 miliar bersama rekannya dari Tiongkok Xi Jinping.
Perjanjian tersebut, yang ditandatangani di Balai Besar Rakyat Beijing, mencakup investasi di bidang manufaktur berteknologi tinggi, energi terbarukan, kesehatan dan pengolahan hilir 26 komoditas utama serta inisiatif di bidang ketahanan pangan dan keuangan.
“Kami ingin terus bekerja sama dan bersinergi dengan Tiongkok yang telah kembali meraih posisi terdepan di dunia. Kami ingin menjadi bagian dari kebangkitan ini dan melihat Tiongkok tidak hanya sebagai kekuatan ekonomi tetapi juga sebagai pusat peradaban,” kata Prabowo seperti dikutip dalam siaran pers resmi.
Sekitar 20 perusahaan dari kedua negara menandatangani kesepakatan kerja sama pada acara yang diselenggarakan oleh Komite Tiongkok Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin).
Beberapa perjanjian lain ditandatangani untuk memperkuat kemitraan industri tertentu. MoU utama tersebut mencakup protokol fitosanitasi untuk ekspor kelapa Indonesia ke Tiongkok, kerangka kerja perikanan berkelanjutan, pemahaman tentang ekonomi biru dan kerja sama dalam sumber daya mineral ramah lingkungan dan pengelolaan sumber daya air, menurut rilis tersebut.
Merujuk pada kegiatan usaha yang berkaitan dengan eksploitasi, pelestarian dan regenerasi sumber daya kelautan, istilah ekonomi biru mencakup berbagai industri, termasuk perikanan dan akuakultur, serta pariwisata dan pembangkit energi terbarukan serta pelayaran.
Siaran pers bersama tersebut menambahkan bahwa kedua belah pihak berencana untuk menggunakan struktur bilateral khusus “untuk memperdalam kerja sama dalam penelitian ilmiah kelautan dan perlindungan lingkungan, keselamatan navigasi, eksplorasi laut dalam, pencegahan dan mitigasi bencana, serta peningkatan kapasitas maritim.”