Harimau Sumatera di Ulu Masen Aceh Butuh Perlindungan: Studi – Masyarakat
Harimau Sumatera di Ulu Masen Aceh Butuh Perlindungan: Studi – Masyarakat
Hutan hujan yang luas di Aceh memiliki sumber daya yang cukup untuk harimau sumatera (Panthera tigris sumatera) dapat berkembang biak di alam liar, menurut sebuah penelitian baru-baru ini, namun para peneliti mendesak lebih banyak upaya untuk melindungi kucing besar dari meningkatnya ancaman perburuan liar.
Lebih dari 70 persen harimau Sumatera yang tersisa di alam liar diyakini hidup di kawasan di luar taman nasional dan hutan lindung lainnya di provinsi paling barat negara ini, seperti Ekosistem Ulu Masen.
Ulu Masen berukuran 9.500 kilometer persegi, sedikit lebih besar dari luas Banten, dan mencakup lima kabupaten di Aceh. Meskipun Ulu Masen belum mendapatkan perlindungan khusus seperti taman nasional seperti Ekosistem Leuser yang terletak di dekatnya, kondisi hutannya secara umum baik dan relatif sedikit gangguan akibat pembalakan liar dan kegiatan ekstraktif lainnya.
Berkat kondisi tutupan hutan yang relatif baik, kucing besar ini telah diamati di Ulu Masen baik oleh warga lokal maupun peneliti seperti Joe Figel.
Figel memasang kamera jebakan di 52 lokasi antara tahun 2020 dan 2022 untuk melihat harimau dan satwa liar lainnya di kawasan hutan yang luasnya hampir 65.000 lapangan sepak bola. Dia dan tim penelitinya menemukan apa yang mereka sebut sebagai “hasil positif”: Setidaknya 11 individu harimau terlihat selama penelitian mereka.
“Salah satu kesimpulan penting dari temuan kami adalah kami menemukan populasi mangsa yang cukup utuh. Ini merupakan kabar baik, khususnya bagi rusa,” kata Figel, penasihat sains di Leuser International Foundation dan salah satu direktur kelompok konservasi HutanHarimau.
Dia mengacu pada sambar (Rusa satu warna), seekor rusa besar asli Asia Tenggara yang mampu menghasilkan 100 kilogram daging, cukup untuk memberi makan seekor harimau betina dan anaknya selama seminggu.