FIFA mengabaikan permintaan Bahrain untuk mengubah tempat pertandingan: PSSI – Timur Tengah dan Afrika

FIFA mengabaikan permintaan Bahrain untuk mengubah tempat pertandingan: PSSI – Timur Tengah dan Afrika

Sekretaris Jenderal Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Yunus Nusi menegaskan bahwa badan sepak bola dunia FIFA kemungkinan besar tidak akan menanggapi permintaan Asosiasi Sepak Bola Bahrain (BFA) untuk memindahkan venue pertandingan Indonesia-Bahrain mendatang.

Laga Grup C Kualifikasi Piala Dunia 2026 dijadwalkan pada 25 Maret di Stadion Utama Komplek Gelora Bung Karno Jakarta.

“Saya yakin FIFA tidak akan mempertimbangkan permintaan Bahrain. Kalaupun ada, mereka akan berkomunikasi dengan kami terkait kelayakan menjadi tuan rumah pertandingan tersebut,” kata Yunus seperti dikutip dari Antara kompas.com pada hari Jumat.

Yunus menegaskan, Indonesia memiliki hubungan baik dengan FIFA.

“FIFA biasanya berkonsultasi dengan kami dan pemerintah sebelum setiap pertandingan, jadi sepertinya mereka tidak akan menanggapi permintaan Bahrain,” tambah Yunus.

Indonesia sukses menjadi tuan rumah berbagai turnamen internasional di bawah naungan FIFA, seperti Piala Dunia U-17 2023 yang berjalan lancar.

Indonesia juga sukses menyelenggarakan berbagai multievent olahraga seperti World Beach Games 2023 di Bali.

Pada tahun 2018, Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games empat tahunan di Jakarta dan Palembang tanpa masalah apa pun. Acara empat tahunan ini merupakan acara kedua setelah Olimpiade dalam hal jumlah atlet yang berpartisipasi.

Jakarta juga menjadi tuan rumah dua turnamen bulu tangkis setiap tahunnya dengan partisipasi dari pemain-pemain papan atas dunia.

Permintaan BFA untuk lokasi netral berasal dari masalah keamanan menyusul ancaman online dan peretasan di situs resmi mereka. Bahrain mengungkapkan kekhawatirannya mengenai keselamatan, terutama setelah adanya pelecehan online dari netizen Indonesia.

Situasi ini muncul tak lama setelah hasil imbang 2-2 antara Bahrain dan Indonesia pada 10 Oktober, di Stadion Nasional Bahrain, yang diwarnai kontroversi wasit asal Oman Ahmed Al Kaf.

Al Kaf membiarkan pertandingan berlanjut hingga menit 90+9 meski awalnya hanya memberi tanda perpanjangan waktu enam menit. Selama perpanjangan waktu yang berkepanjangan, Bahrain berhasil mencetak gol lagi, menyamakan skor.

Namun gol penyeimbang secara resmi tercatat terjadi pada menit ke-90+6.

Para pemain Bahrain juga bermain tidak sportif dengan berpura-pura cedera dan melakukan penyelaman untuk mendapatkan tendangan bebas.

Menteri Pemuda dan Olahraga Dito Ariotedjo menegaskan, timnas Bahrain tidak perlu merasa takut bertanding di Indonesia.

“Saya yakin Indonesia sangat aman,” kata Dito di Jakarta, Selasa, seperti dikutip kompas.com.

Ia menyarankan agar Indonesia mendapat kemenangan secara default jika Bahrain masih menolak bermain di Jakarta pada Maret 2025.

“Kami juga berharap demikian [a win by forfeit if they don’t want to play in Indonesia],” kata Dito.

BFA menyatakan mereka rela menerima kekalahan 3-0 akibat keputusan mereka untuk tidak bermain di Indonesia, daripada mempertaruhkan keselamatan dan keamanan para pemain dan ofisialnya.

Menjelang pertandingan Indonesia melawan Tiongkok di Qingdao pada 15 Oktober, wasit Omar Al Ali dari Uni Emirat Arab harus membatasi akun Instagram-nya karena khawatir ia juga akan menjadi korban serangan yang dilancarkan oleh suporter sepak bola Indonesia.

Namun meski kalah 2-1 dari China, suporter sepak bola Indonesia hanya melontarkan pujian kepada wasit asal Emirat yang dinilai memimpin pertandingan dengan adil.

Bahkan banyak pecinta sepak bola Indonesia yang mem-follow akun Instagram Al Ali untuk menunjukkan dukungannya.