
Pramono memilih parkir tanpa uang tunai untuk mengekang praktik ilegal – jakarta
Pramono memilih parkir tanpa uang tunai untuk mengekang praktik ilegal – jakarta
Pemerintahannya Jakarta menimbang perluasan sistem pembayaran tanpa uang tunai sebagai strategi untuk menghilangkan petugas parkir ilegal dan meningkatkan pengumpulan pendapatan dari sektor parkir miliar-rupiah kota.
Gubernur Pramono Anung baru -baru ini mengakui bahwa masalah parkir ilegal di ibukota telah melihat sedikit kemajuan selama beberapa dekade terakhir, menggemakan saran dari dewan kota untuk mempercepat parkir tanpa uang tunai; Kali ini dengan manajemen yang lebih baik di bawah perusahaan milik kota (BUMD) yang ditunjuk khusus.
“Untuk manajemen parkir yang lebih baik, saya setuju bahwa pembayaran harus dilakukan tanpa uang tunai,” kata politisi Partai Perjuangan Demokrat Indonesia (PDI-P) di Balai Kota pada hari Selasa, menambahkan bahwa ia akan meninjau dengan cermat rencana yang diusulkan untuk BUMD baru untuk parkir dengan bawahannya.
Seorang anggota Dewan Kota juga dari PDI-P, Hardiyanto Kenneth, sebelumnya mengkritik kinerja yang buruk dari Unit Implementasi Teknis Parkir (UPT) di bawah Jakarta Transportation Agency, yang bertanggung jawab untuk mengelola sistem terminal parkir elektronik (TPE) di 31 jalan di Jakarta.
Sampai hari ini, hanya sebagian kecil dari mesin TPE yang tetap operasional. Dari 201 mesin yang dipasang, hanya 64 yang masih berfungsi, sementara sisanya rusak, mengakibatkan penurunan tajam dalam pendapatan dari sekitar Rp 18 miliar (US $ 1 juta) setiap tahun menjadi hanya Rp 8,9 miliar tahun lalu.
“Jika kita terus melihat UPT melakukan ini dengan buruk, kami akan mengusulkan agar administrasi kota itu membubarkannya sama sekali,” Kenneth dari Komisi C di Keuangan mengatakan awal bulan ini, seperti yang dilaporkan oleh Kompas.com.
Baca juga: Penduduk Jakarta Slum Waspada Penggusuran Meskipun ada Revitalisasi Janji