
Inovasi dan Transformasi Industri untuk Peningkatan Kesehatan di Indonesia – Akademisi
Inovasi dan Transformasi Industri untuk Peningkatan Kesehatan di Indonesia – Akademisi
Kemajuan ilmiah dan teknologi yang terkutuk telah menghasilkan transformasi industri yang penting, termasuk dalam industri perawatan kesehatan. Menyusul Revolusi Industri pada abad ke -19, abad ke -20 melihat kemajuan dan peningkatan kesehatan global yang belum pernah terjadi sebelumnya, yang dicontohkan oleh kebangkitan industri farmasi global.
Di Indonesia, misalnya, harapan hidup meningkat dari 41 pada tahun 1951 menjadi 71 pada tahun 2023. Milenium saat ini ditandai dengan munculnya revolusi digital, yang menjanjikan lebih banyak keuntungan bagi kesehatan kemanusiaan.
Revolusi digital dalam industri perawatan kesehatan telah didorong oleh banyak faktor termasuk kemajuan pengetahuan dalam ilmu kehidupan, peningkatan eksponensial dalam kekuatan komputer, munculnya Internet, analisis data besar, di mana -mana dari ponsel, nanoteknologi, dan, baru -baru ini, peningkatan dramatis dalam kekuatan pembelajaran mesin dan kecerdasan buatan (AI).
Tiga contoh transformasi di era digital yang sudah kita lihat dan akan terus melihat di industri perawatan kesehatan di masa depan, akan disorot.
Pertama, mengubah dan meningkatkan kebijakan kesehatan melalui analitik data besar. Pengumpulan data kesehatan di masa lalu telah bermasalah dan sebagian besar terbatas pada data harapan hidup dan prevalensi penyakit besar.
Ini juga menderita karena kurangnya perbandingan antara negara -negara karena definisi penyakit yang berbeda dan interoperabilitas yang terbatas dari sistem pengumpulan data. Untuk memperbaiki situasi, Bank Dunia dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dimulai, pada tahun 1991, proyek Global Burden of Disease (GBD).
GBD sekarang menerbitkan data tentang beban lebih dari 300 penyakit dan cedera di lebih dari 200 negara di seluruh dunia setiap dua tahun, termasuk data untuk Indonesia, bahkan di tingkat provinsi.