
Intan Jaya diguncang oleh kerusuhan segar – Kepulauan
Intan Jaya diguncang oleh kerusuhan segar – Kepulauan
Hak -hak Uman dan kelompok agama telah memperbarui seruan untuk penghentian operasi militer di Papua setelah bentrokan baru antara pasukan keamanan dan kelompok separatis di Kabupaten Intan Jaya Papua Tengah awal pekan ini.
Kekerasan, yang telah merenggut lebih dari selusin nyawa termasuk warga sipil, telah membuat pemerintah setempat menyatakan keadaan darurat dua minggu, karena hampir 1.000 penduduk yang terkena dampak di enam desa di distrik Hitadipa dan Sugapa dilaporkan terpaksa melarikan diri dari rumah mereka untuk mendapatkan keselamatan.
Amnesty International Indonesia telah menyerukan penyelidikan menyeluruh terhadap kematian para korban sipil dalam bentrokan yang meletus pada hari Selasa, sambil mendesak “refleksi mendalam tentang penempatan pasukan keamanan yang berkelanjutan di Papua, yang telah berulang kali mengakibatkan korban di antara orang-orang Papua, non-Papua, dan personel yang sama-sama.”
Sementara itu, Komuni Gereja -Gereja Indonesia (PGI) menuntut pemerintah terlibat dalam dialog damai untuk mencapai rekonsiliasi demi perdamaian dan stabilitas di wilayah tersebut.
Seorang anggota Komisi Papua PGI, Beka Ulung Hapsara, mencatat kekerasan tanpa akhir di Papua terus menjadi korban warga sipil.
“Negara harus bertanggung jawab atas hal ini. Harus mengambil langkah -langkah pencegahan untuk memastikan insiden tersebut tidak terjadi lagi,” desak mantan Komisaris Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas Ham) selama konferensi pers di Jakarta pada hari Kamis.
Baca juga: Pendekatan Keamanan Manusia untuk Papua: Harapan untuk Pemerintah Baru